Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan mendadak yang dilancarkan kelompok militan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu dianggap menjadi bukti kegagalan Mossad, Badan Intelijen Israel. Serangan Hamas berhasil mengacaukan Israel. Selain meluncurkan ribuan roket ke wilayah Israel, Hamas juga berhasil menembus perbatasan Israel melalui jalur darat dan udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan Hamas itu mengakibatkan ratusan tentara dan warga Israel kehilangan nyawa. Mossad pun dianggap gagal dalam mendeteksi serangan tersebut. Kejadian ini dianggap sebagai salah satu kegagalan terbesar yang pernah dialami oleh Mossad. Lantas, seperti apa profil Mossad, Badan Intelijen Israel yang kecolongan serangan Hamas? Simak penjelasannya di bawah ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil Mossad
Mengutip Britannica, Mossad atau Mossad Merkazi le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim adalah salah satu dari tiga badan intelijen utama Israel. Selain Mossad, Israel juga memiliki Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan dalam negeri). Mossad bertanggung jawab dalam pengumpulan intelijen luar negeri, analisis intelijen, dan pelaksanaan operasi rahasia.
Mossad dirintis pada Desember 1949 dengan nama Institut untuk Koordinasi. Mossad adalah penerus dari divisi intelijen Haganah yang merupakan kekuatan militer Yahudi di Palestina berkat mandat Inggris.
Mossad kemudian resmi didirikan pada April 1951 dan Reuven Shiloah ditunjuk sebagai direktur pertamanya kala itu. Shiloah sebelumnya terlibat dalam operasi khusus dan diplomasi rahasia sebelum pembentukan negara Israel. Shiloah kemudian pensiun pada tahun 1952 dan digantikan oleh Isser Harel, yang sebelumnya memimpin Shin Bet.
Saat memimpin Mossad selama 11 tahun, tepatnya sejak 1952 hingga 1963, Harel diakui memiliki peranan penting dalam dalam mengembangkan Mossad. Badan Intelijen Israel itu kemudian menjelma menjadi organisasi yang sangat profesional dan mampu melaksanakan operasi di seluruh dunia.
Operasi Terkenal Mossad
Salah satu operasi terkenal Mossad yaitu penangkapan mantan jenderal NAZI yang bertanggung jawab atas pembataian (Holocaust) Yaudhi, Adolf Eichmann, di Argentina pada tahun 1960. Mantan anak buah Adolf Hitler itu kemudian diadili atas kejahatan perang dan tewas karena hukuman gantung Israel di Tel Aviv pada 31 Mei 1962.
Mossad memiliki banyak agen rahasia Israel yang beroperasi di negara-negara Arab dan lainnya. Salah satu yang paling terkenal adalah Eli Cohen, seorang Yahudi yang lahir di Mesir. Cohen merupakan agen rahasia Israel yang berhasil menyusup ke peringkat tertinggi pemerintah Suriah dengan menyamar sebagai pengusaha Suriah. Ia akhirnya tertangkap dan dieksekusi pada tahun 1965.
Mossad dan agen-agennya telah berhasil melaksanakan sejumlah operasi rahasia untuk melawan musuh-musuh Israel dan mantan penjahat perang Nazi yang tinggal di luar negeri. Mossad juga pernah melacak dan membunuh pemimpin gerilyawan Arab yang bertanggung jawab atas pembantaian atlet Israel di Olimpiade Munich tahun 1972. Selain itu, Mossad juga terkait dengan beberapa pembunuhan pemimpin Palestina di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Membantu Sekutu
Dikutip dari Jewish Virtual Library, Mossad juga turut berperan dalam menghalangi serangan teroris di negara-negara lain. Sebagai contoh, pada bulan Agustus 2001, Mossad memberitahu FBI dan CIA bahwa sebanyak 200 teroris telah menyusup ke Amerika Serikat dan merencanakan “serangan besar-besaran di Amerika Serikat."
Pada Juli 2018, Mossad membantu menggagalkan rencana teror yang didukung oleh Iran di Paris dengan memberikan informasi kepada pejabat keamanan di Jerman, Prancis, dan Belgia. Tiga tersangka, termasuk seorang diplomat Iran, kemudian ditangkap karena merencanakan untuk meledakkan acara unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Perlawanan Iran.
Kejadian ini terjadi hanya beberapa bulan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberitahu pertemuan duta besar NATO bahwa intelijen Israel telah membantu menggagalkan puluhan serangan teror besar di seluruh Eropa. Europol, badan kepolisian Eropa, selanjutnya menandatangani perjanjian kerja sama dengan Israel, yang merupakan kerja sama pertama mereka dengan negara di luar Eropa dalam upaya melawan kejahatan dan terorisme.
Mossad berkolaborasi dengan perusahaan modal ventura Sequoia Capital pada bulan Juni 2017 untuk meluncurkan dana inovasi teknologi baru yang diberi nama Libertad. Tujuan proyek ini adalah untuk memanfaatkan lingkungan start-up di Israel dan memastikan bahwa Mossad dan IDF tetap unggul dalam hal teknologi terhadap musuh-musuh mereka.
RIZKI DEWI AYU