Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Operasi militer Israel di Jalur Gaza disebut-sebut sebagai tindakan genosida. Sejumlah pimpinan negara seperti Presiden Turki, Iran dan negara penentang Israel menyebut negara zionis itu melakukan genosida di Jalur Gaza.
Istilah genosida sebenarnya baru muncul pada tahun 1994. Diciptakan oleh pengacara Polandia Raphäel Lemkin dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europe. Berdasarkan hukum internasional pada 1946 yang dicetuskan oleh Majelis Umum PBB, genosida mencakup lima aksi, yaitu tindakan menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, kelompok nasional, etnis, ras atau agama, seperti membunuh anggota kelompok, menyebabkan kerusakan fisik atau mental yang serius bagi anggota kelompok.
Sejarah mencatat, sejumlah tindakan genosida telah terjadi di dunia ini. Dilansir dari berbagai sumber inilah 5 genosida dan dalangnya:
1. Adolf Hitler
Mengutip theholocaustexplained.com, Holocaust adalah istilah untuk pembunuhan sekitar enam juta orang Yahudi oleh rezim Nazi dan rekan-rekan mereka selama Perang Dunia II.
Setelah berkuasa pada tahun 1933, Partai Nazi Jerman menerapkan strategi penganiayaan, pembunuhan dan genosida yang sangat terorganisir yang bertujuan untuk "memurnikan" Jerman secara etnis. Ini sebuah rencana yang disebut Hitler "Solusi Akhir"
Antara tahun 1941 dan 1945, Nazi di bawah pimpinan Hitlerberusaha untuk menghapuskan seluruh komunitas Yahudi di Eropa. Orang Yahudi dibunuh oleh pasukan kematian yang disebut Einsatzgruppen atau diangkut ke kamp-kamp pemusnahan. Enam juta dari sebelas juta orang Yahudi Eropa tewas. Holokaus terutama terjadi di Eropa Timur, di tempat-tempat seperti Polandia dan Ukraina. Hitler akhirnya bunuh diri sebelum Perang Dunia II berakhir dan belum sempat diadili.
2. Pol Pot
Pol Pot adalah pimpinan Khmer Merah yang melakukan genosida terhadap warga Kamboja. Dilansir dari history.com, Setelah kudeta militer pada tahun 1970 yang mengakibatkan penggulingan penguasa Kamboja, Pangeran Norodom Sihanouk, Khmer Merah memutuskan untuk bergabung dengan pemimpin yang telah digulingkan dan membentuk koalisi politik. Karena penguasa tersebut populer di kalangan penduduk kota Kamboja, Khmer Merah mulai mendapatkan lebih banyak dukungan. Namun, setelah itu Khmer Merah terlibat perang sipil dengan warga Kamboja lainnya.
Pada tahun 1975, pejuang Khmer Merah menyerbu Phnom Penh dan menguasai kota. Dengan ibu kota dalam genggamannya, Khmer Merah telah memenangkan perang saudara dan dengan memerintah negara tersebut. Mereka memulai kampanye "pendidikan ulang" yang menargetkan para pembangkang politik.Golongan ini termasuk dokter, guru, dan siswa yang dicurigai menerima pendidikan.
Mereka dipilih untuk disiksa di penjara Tuol Sleng yang terkenal kejam.Dalam empat tahun setelah mereka berkuasa, antara 1,7 dan 2 juta warga Kamboja tewas dalam "Killing Fields" atau ladang pembantaian Khmer Merah. Pol Pot melarikan diri ke daerah pedesaan di Kamboja sampai 1997 saat kasus kejahatannya diperkarakan. Pol Pot meninggal di rumah tahanan hutan.
3. Omar Al Bashir
Pemerintah Sudan melakukan genosida terhadap warga sipil Darfuri, membunuh 300 ribu dan menyebabkan lebih dari 2 juta orang mengungsi. Selain krisis yang sedang berlangsung di Darfur, pasukan di bawah komando Presiden Sudan Omar al-Bashir telah melakukan serangan terhadap warga sipil di wilayah Abyei yang menjadi sengketa, dan negara bagian Kordofan Selatan dan Nil Biru.
Dilansir dari aljazeera.com, Omar ditahan karena kasus genosidanya bersama mantan Menteri Pertahanan Sudan, Mohamed Hussein dan mantan Gubernur Kordofan Selatan, Ahmed Haroun. Omar diancam hukuman mati jika terbukti bersalah.
4. Min Aung Hlaing dan Aung San Suu Kyi
Min Aung Hlaing, pimpinan militer Myanmar bertanggung jawab atas genosida terhadap muslim Rohingya di Myanmar. Selain itu, presiden terpilih saat itu Suu Kyi juga diminta pertanggungjawaban.
Pada 2017 lalu, pasukan pemerintah Myanmar memimpin tindakan brutal di negara Rakhine Myanmar sebagai serangan balik atas serangan kelompok Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) di 30 pos polisi Myanmar dan pangkalan militer. Sekitar 700 ribu orang Rohingya melarikan diri dari serangan brutal militer Myanmar. Sebagian besar kini tinggal di kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Bangladesh. Sampai saat ini, keduanya belum diadili walau upaya membawa mereka ke sidang internasional telah dilakukan.
5. Radovan Karadzic
Pada 1991, Yugoslavia mulai pecah akibat konflik etnis. Ketika Republik Bosnia dan Herzegovina (Bosnia) mendeklarasikan kemerdekaan pada 1992, wilayah itu menjadi medan pertempuran.Orang-orang Serbia mengincar warga sipil Bosnia dan Kroasia di daerah-daerah yang berada di bawah kendali mereka dalam kampanye pembersihan etnis. Lebih dari 100 ribu orang meninggal dunia.
Dalam pembantaian itu, Karadzic bekerja sama dengan Komandan Militer Serbia, Ratko Mladic. Karadzic dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan internasional akibat pelanggaran genosida.
ANANDA RIDHO SULISTYA | EKA YUDHA SAPUTRA
Pilihan Editor: Menteri Spanyol Tolak Terlibat Genosida Israel di Gaza
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini