Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

6 Kudeta yang Digagalkan Rakyat, Terbaru di Bolivia

Berikut adalah beberapa kudeta yang berhasil digagalkan oleh rakyatnya, selain di Bolivia.

30 Juni 2024 | 07.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
TURKI PASCA-KUDETA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sejarah politik, kudeta kerap terjadi di berbagai belahan dunia. Ada yang didukung rakyat, ada juga yang tidak. Meski dilakukan dengan mengerahkan kekuatan militer, sejumlah kudeta bahkan digagalkan oleh rakyatnya sendiri. Di negara mana saja hal itu terjadi?

1.  Bolivia (2024)

Sebuah upaya kudeta Bolivia gagal. Pasukan bersenjata Bolivia menarik diri dari istana kepresidenan di La Paz pada Rabu malam, 26 Juni 2024, dan seorang jenderal ditangkap setelah Presiden Luis Arce mengecam upaya "kudeta" terhadap pemerintah. Ketegangan meningkat di Bolivia menjelang pemilihan umum pada tahun 2025. Mantan Presiden Evo Morales yang beraliran kiri berencana mencalonkan diri melawan mantan sekutunya, Arce, yang menciptakan keretakan besar dalam partai sosialis yang berkuasa dan ketidakpastian politik yang lebih luas.

2. Turki (2016)

Pada 15 Juli 2016, upaya kudeta oleh faksi militer mencoba menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Para kudeta mengambil alih beberapa fasilitas penting dan mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih pemerintahan. Namun, dengan seruan Erdogan melalui FaceTime kepada rakyat untuk turun ke jalan dan menentang kudeta, ribuan warga Turki merespons panggilan tersebut. Mereka menghadapi tank dan pasukan kudeta dengan keberanian yang luar biasa, menunjukkan dukungan mereka terhadap demokrasi. Dalam waktu singkat, kudeta tersebut gagal, dan Erdogan tetap berkuasa. Peristiwa ini menyoroti peran penting rakyat dalam mempertahankan demokrasi di Turki.

3. Venezuela (2002)

Pada April 2002, Presiden Hugo Chavez menghadapi upaya kudeta oleh faksi militer dan oposisi sipil. Chavez ditahan dan pemerintahan sementara dibentuk. Namun, dalam hitungan jam, ribuan pendukung Chavez turun ke jalan-jalan di Caracas, menuntut kembalinya pemimpin mereka. Tekanan dari demonstrasi besar-besaran ini, bersama dengan dukungan militer yang masih loyal kepada Chavez, berhasil membatalkan kudeta tersebut. Chavez dibebaskan dan kembali berkuasa dalam waktu kurang dari 48 jam. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana dukungan rakyat yang kuat dapat menggagalkan upaya kudeta.

4. Thailand (1992)

Melansir dari jurnal.unpad.ac.id, setelah kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Suchinda Kraprayoon pada tahun 1991, Thailand mengalami periode pemerintahan militer yang tidak stabil. Namun, rakyat Thailand tidak tinggal diam. Pada Mei 1992, terjadi protes besar-besaran yang dikenal sebagai peristiwa "Black May". Rakyat menuntut kembalinya pemerintahan sipil dan pengunduran diri Suchinda. Meskipun terjadi bentrokan berdarah dengan pasukan keamanan, protes ini terus berlanjut dengan tekad yang kuat. Akhirnya, tekanan dari rakyat dan komunitas internasional memaksa Suchinda mengundurkan diri, dan demokrasi dipulihkan di Thailand.

5. Portugal (1974)

Revolusi Bunga Anyelir pada April 1974 adalah contoh revolusi damai yang berhasil mengakhiri pemerintahan diktator di Portugal, seperti yang dilansir dari scholarhub.ui.ac.id. Dipimpin oleh perwira militer progresif yang menolak rezim otoriter, revolusi ini didukung oleh rakyat Portugal yang turun ke jalan dengan membawa bunga anyelir sebagai simbol perdamaian. Revolusi ini berhasil menggulingkan pemerintahan tanpa kekerasan berarti dan membuka jalan bagi transisi menuju demokrasi. Ini adalah contoh luar biasa dari bagaimana kolaborasi antara militer dan rakyat dapat membawa perubahan politik yang signifikan.

6. Indonesia (1965)

Melansir dari talenta.usu.ac.id, peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 dituding sebagai upaya kudeta yang diduga dilakukan oleh kelompok yang terkait dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kudeta ini dengan cepat digagalkan oleh militer yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto, dengan dukungan sebagian besar rakyat Indonesia. Dalam waktu singkat, Soeharto mengambil alih kendali dan mengkonsolidasikan kekuasaan, yang akhirnya mengarah pada jatuhnya pemerintahan Soekarno. 

MYESHA FATINA RACHMAN | IDA ROSDALINA | MARIA RITA | CEPR

Pilihan Editor: Rusia Kutuk Upaya Kudeta Militer Bolivia 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus