Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 14 Juni 1946, Donald John Trump atau Donald Trump lahir di Queens, New York City, sebagai anak keempat dari lima bersaudara dalam keluarga Fred dan Mary Trump. Ayahnya, Fred Trump, adalah seorang pengembang real estat sukses yang memiliki perusahaan yang mengembangkan banyak properti perumahan di New York City. Dari ayahnya, Trump mendapatkan pengaruh besar dalam memahami dunia bisnis dan real estat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti yang dilansir dari laman Britannica, setelah menyelesaikan sekolah menengah di New York Military Academy, Trump melanjutkan pendidikannya di Fordham University selama dua tahun sebelum pindah ke Wharton School of Finance di University of Pennsylvania, di mana ia lulus dengan gelar sarjana ekonomi pada 1968. Pendidikan formal ini memberinya landasan teori ekonomi dan keuangan yang kuat, yang kemudian ia terapkan dalam bisnis keluarganya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah lulus, Trump bergabung dengan bisnis real estat keluarganya, The Trump Organization. Ia mengambil alih kendali perusahaan pada 1971 dan mulai membangun portofolio properti yang mengesankan, termasuk menara apartemen, kasino, hotel, dan lapangan golf.
Salah satu proyek paling terkenal yang mempopulerkan namanya adalah Trump Tower di Manhattan, sebuah gedung pencakar langit mewah yang selesai dibangun pada 1983. Selain itu, Trump juga terkenal karena membeli dan merombak Hotel Plaza di New York dan berbagai proyek real estat besar lainnya.
Di luar bisnis real estat, Trump juga membangun nama besar di dunia hiburan. Pada 2004, ia mulai memproduksi dan menjadi pembawa acara reality show "The Apprentice." Acara ini memperlihatkan Trump sebagai sosok pebisnis yang tangguh dan cerdas, dengan tagline yang sangat terkenal, "You're fired!" Keberhasilan "The Apprentice" tidak hanya meningkatkan popularitasnya tetapi juga memperkuat citranya sebagai ikon bisnis yang sukses dan tak kenal kompromi.
Melansir dari laman biography.com, pada Juni 2015, Trump mengumumkan pencalonannya sebagai presiden dari Partai Republik, sebuah langkah yang awalnya dianggap sebelah mata oleh banyak pengamat politik. Namun, kampanye Trump yang berani dan sering kontroversial, dengan slogan "Make America Great Again," menarik perhatian luas.
Dia fokus pada isu-isu seperti imigrasi, proteksionisme ekonomi, dan keamanan nasional. Setelah mengalahkan saingan-saingan dalam pemilihan pendahuluan Republik, Trump melawan calon Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan umum. Pada 8 November 2016, Trump memenangkan pemilihan presiden, menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45.
Masa jabatan Donald Trump di Gedung Putih ditandai oleh sejumlah kebijakan besar dan kontroversi. Dia mengimplementasikan reformasi pajak besar pada 2017, yang menurunkan tarif pajak perusahaan dan individu.
Dalam kebijakan luar negeri, Trump mengadopsi pendekatan "America First," menarik Amerika Serikat dari beberapa perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris tentang perubahan iklim dan Kesepakatan Nuklir Iran. Dia juga terlibat dalam diplomasi yang tidak konvensional, termasuk pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Namun, masa jabatan Trump juga penuh dengan kontroversi. Investigasi dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan 2016 dan pemakzulan terkait upaya mempengaruhi Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden mendominasi berita. Responnya terhadap pandemi Covid-19 juga menjadi titik kritik, dengan banyak yang menilai pendekatan Trump sebagai tidak konsisten dan meremehkan seriusnya krisis kesehatan tersebut.
Setelah kalah dalam pemilihan Presiden AS 2020 dari Joe Biden, Trump tidak mundur dari panggung politik. Sebaliknya, ia tetap menjadi figur dominan dalam Partai Republik dan sering menyuarakan klaim bahwa pemilihan 2020 dicurangi, meskipun klaim ini tidak terbukti di pengadilan. Trump mengisyaratkan niatnya untuk mencalonkan diri kembali pada pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024.