Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Abu Mohammed Al Julani pada Jumat, 13 Desember 2024, menyerukan kepada warga Suriah merayakan kemenangan atas jatuhnya Bashar Al Assad. Lebih dari setengah abad pemerintahan brutal oleh klan Al Assad berakhir tiba-tiba pada hari Minggu. Rezim Al Assad jatuh setelah serangan oposisi kilat yang dipimpin oleh Abu Mohammed Al Julani di seluruh negeri dan merebut ibu kota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Bashar Al Assad melarikan diri dari Suriah. Kaburnya Bashar, mengakhiri perang saudara yang berlangsung hampir 14 tahun dan menewaskan lebih dari 500.000 orang serta membuat jutaan orang mengungsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya ingin mengucapkan selamat kepada orang-orang Suriah yang hebat atas kemenangan revolusi yang diberkahi dan saya menyerukan kepada mereka untuk turun ke jalan untuk mengekspresikan kegembiraan mereka," kata Al Julani di Telegram yang dilansir dari Al Arabiya.
Al Julani yang kini menggunakan nama aslinya Ahmad al-Sharaa, akan menghadiri salat Jumat di Masjid Umayyah yang merupakan bangunan bersejarah di Damaskus. Selama hari-hari awal pemberontakan Suriah pada 2011, para pengunjuk rasa sering berkumpul setelah salat zuhur pada hari Jumat, hari bagi umat Islam untuk salat dan beristirahat.
Penggulingan Bashara Al Assad telah memungkinkan warga Suriah membanjiri penjara, rumah sakit, dan kamar mayat untuk mencari orang-orang terkasih yang telah lama hilang. Mereka berharap akan adanya keajaiban, atau setidaknya akhir yang bahagia.
"Saya menjungkirbalikkan dunia saat mencari," kata Abu Mohammad kepada AFP saat ia mencari berita tentang tiga kerabat yang hilang di pangkalan udara Mezzeh di Damaskus. "Tetapi saya tidak menemukan apa pun. Kami hanya ingin petunjuk tentang di mana mereka berada, satu persen."
Juru bicara pemerintah yang baru dilantik, Obaida Arnaout, mengatakan bahwa konstitusi dan parlemen negara itu akan ditangguhkan selama masa transisi tiga bulan. “Sebuah komite peradilan dan hak asasi manusia akan dibentuk untuk memeriksa konstitusi dan kemudian memperkenalkan amandemen,” katanya. Ia berjanji bahwa aturan hukum akan ditegakkan.