Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

AS: Myanmar Lakukan Pembersihan Etnis terhadap Rohingya

Pemerintah AS berjanji akan mengejar para pelaku di Myanmar yang terlibat dalam pembersihan etnis atas minoritas Rohingya.

23 November 2017 | 11.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah bocah pengungsi Rohingya mengantre untuk mengambil air bersih di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, 14 November 2017. REUTERS/Navesh Chitrakar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Washington -- Pemerintah Amerika Serikat menyebut operasi militer Myanmar terhadap populasi minoritas Rohingya sebagai pembersihan etnis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pemerintah AS mengancam memberikan saksi kepada orang-orang yang bertanggung jawab atas tindakan yang sangat kejam itu," begitu dilansir media Reuters, Rabu, 22 Nopember 2017, waktu setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca: Paus akan Bertemu Aung San Suu Kyi dan Pengungsi Rohingya

 


Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, mengatakan,"Situasi di negara bagian Rakhine di utara termasuk dalam kategori pembersihan etnis terhadap Rohingya."

 

Baca: Bob Geldof Tuding Aung San Suu Kyi Terlibat Genosida Rohingya

 

Tillerson melanjutkan,"Pemerintah AS akan mengejar pertanggung-jawaban atas tindakan ini lewat undang-undang AS termasuk kemungkinan memberikan sanksi tertentu terhadap orang-orang yang bertanggung jawab untuk tindak kejahatan."


Operasi militer Myanmar ini, yang digelar pada pertengahan Agustus 2017, berujung pada pembakaran rumah-rumah warga desa, pembunuhan, pemerkosaan dan penganiayaan warga minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.


Menurut Reuters, sikap pemerintah AS ini berubah sebagai upaya untuk menaikkan tekanan kepada militer dan politisi sipil Myanmar, yang berbagi kekuasaan selama dua tahun tahun terakhir meski tidak akur. Ini terjadi setelah Myanmar lepas dari junta militer yang berlangsung puluhan tahun.


Lembaga-lembaga pemantau Hak Asasi Manusia menuding militer Myanmar melakukan tindakan sangat kejam seperrti melakukan pembunuhan warga sipil Rohingya, pemerkosaan, pembakaran rumah-rumah warga saat menggelar operasi pembersihan saat mengejar kelompok militan Rohingya pada 25 Agustus 2017. Sebelumnya, kelompok militan Rohingya, yang meminta status dan hak sebagai warga negara Myanmar diakui, ini telah menyerang sekitar 30 kantor polisi dan sebuah kam militer.


Operasi militer Myanmar ini, yang dibantu kelompok Budha garis keras, menyebabkan terjadinya pengungsian besar-besaran warga minoritas Rohingya dari Rakhine menuju daerah perbatasan di Bangladesh.


Terkait ini, Paus Francis bakal datang ke Myanmar pada 28 Nopember 2017 untuk bertemu Aung San Suu Kyi dan dilanjutkan bertemu Jenderal Min Aung Hlaing. Paus Franciss juga akan berkunjung ke Dhaka Bangladesh dan bertemu pengungsi Rohingya dalam sebuah forum antaragama untuk perdamaian.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus