Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabut tebal dan polusi udara yang berbahaya menyelimuti wilayah utara India hingga menyebabkan terganggunya ratusan penerbangan pada Senin, 30 Desember 2019. Cuaca musim dingin yang keras juga telah membuat suhu turun sampai menyentuh rekor terendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari english.alarabiya.net, wilayah Kota New Delhi dan sekitarnya sering dikelilingi kabut setiap kali musim dingin yang diakibatkan asap kendaraan, emisi industri dan asap dari lahan pertanian yang dibakar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga ibu kota Delhi, India, merayakan Natal di dalam ruangan karena memburuknya kondisi udara akibat polusi asap dan kabut dari asap knalpot kendaraan dan pengerjaan proyek konstruksi. Reuters
Akan tetapi, awan tebal yang disebabkan oleh hawa dingin saat ini telah mengurangi visibilitas lebih jauh. Sejumlah otoritas berwenang menyalahkan cuaca hingga menyebabkan tertundanya lebih dari 500 penerbangan di Ibu Kota New Delhi.
Selain berdampak pada penundaan penerbangan, kabut yang tebal juga diduga telah menjadi penyebab tewasnya enam orang di Kota Noida ketika kendaraan yang dikendarai mereka berbelok ke luar jalan yang diselimuti kabut. Mobil itu lalu menabrak sebuah kanal.
Biro Prakiraan Cuaca India menjelaskan pada Desember 2019 Delhi telah mencapai rekor suhu paling dingin sejak 1991. Suhu pada Senin pagi, 30 Desember 2019, menyentuh 2,6 derajat celciudingins.
Di wilayah utara negara bagian Assam, India, otoritas kebun binatang menempatkan pemanas ruangan untuk melindungi beberapa ekor harimau dari kondisi ekstrim ini. Tejas Mariswamy, petugas pengelola kebun binatang di Assam mengatakan beberapa ekor hewan tidak terbiasa dengan suhu seperti ini sehingga mereka mengambil langkah-langkah khusus untuk membuat hewan-hewan khususnya yang sudah tua, tetap hangat.