Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Belanda Izinkan Red Light District Beroperasi Lagi

Kawasan prostitusi red light district di Amsterdam beroperasi lagi per 1 Juli 2020. Para pekerja seks komersial menjalani protokol kesehatan.

1 Juli 2020 | 11.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan prostitusi atau red light district di Kota Amsterdam, Belanda beroperasi kembali per 1 Juli 2020. Para pekerja seks diminta menggunakan sarung tangan, cairan pembersih tangan dan masker demi meminimalkan mereka tertular virus corona.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte telah mengizinkan industri seks di negaranya beroperasi kembali setelah kasus harian virus corona di Belanda turun ke satu digit. Prostitusi adalah hal yang legal di Belanda dan ada aturanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Orang-orang berjalan melewati rumah bordil di kawasan prostitusi di Amsterdam, Belanda, Rabu, 3 April 2019. Kawasan ini dikenal dengan julukan distrik Red Light alias lampu merah. REUTERS/Yves Herman

Kawasan Red Light District di Amsterdam menarik jutaan pengunjung. Di sana terdapat klub dewasa dan rumah-rumah prostitusi. Akan tetapi, setelah merebak pandemik virus corona, kondisi sekarang mulai agak berbeda.

Setiap ruang akan dibersihkan setelah sesi dilakukan (transaksi seks). Barang-barang di kamar-kamar prostitusi juga akan lebih sering dibersihkan. Semua aktivitas seksual diperbolehkan, namun wajib menggunakan kondom.  

Para pekerja seks harus mencuci tangan, membersihkan tubuh mereka secara menyeluruh dan mereka boleh memeriksa kebersihan tamu yang hendak dilayani.

Menjelang beroperasinya lagi Red Light District di Amsterdam ini, pada Selasa kemarin, 30 Juni 2020, terlihat beberapa pekerja mempersiapkan kamar-kamar dan melakukan bersih-bersih sebelum tamu-tamu berdatangan. Di beberapa pintu tertulis tulisan ‘hormati pekerja seks kami’.

Selama lockdown, industri seks di banyak kota terseok-seok. Meskipun pemerintah memberikan bantuan langsung tunai (BLT) 1.050 euro per bulan, jumlah tersebut dirasa masih belum cukup.

Beberapa pekerja seks bahkan ada yang dianggap tak layak mendapatkan BLT sehingga mereka terpaksa bekerja secara ilegal. Media lokal mewartakan banyak pekerja seks, beberapa dari kawasan Eropa timur, terpaksa harus pulang kampung menumpang hidup pada orang tua mereka karena mereka tak mampu lagi membiayai hidup di Belanda.

Uang sewa tempat tinggal saja di area Amsterdam biayanya lebih dari seribu euro per bulan. Felicia, bukan nama sebenarnya, mengatakan dia tidak takut akan risiko yang bakal dihadapinya setelah memutuskan bekerja (pekerja seks).

“Kami akan melakukan apapun dalam meminimalkan risiko infeksi virus corona,” kata Felicia seperti dikutip dari mirror.co.uk.

Felicia menyadari ada kemungkinan pekerja seks komersial sepertinya tertular virus corona, namun dia yakin risiko yang sama juga dialami oleh mereka yang bekerja di supermarket. Bagi Felicia, bekerja lebih baik dari pada terkurung di apartemen. Belanda menutup seks klub dan rumah-rumah prostitusi pada 15 Maret 2020.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus