Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - CEO AirAsia Group Tony Fernandes mendesak negara-negara agar tak bereaksi berlebihan terhadap munculnya varian Omicron Covid-19. Sebagai gantinya dia mengusulkan agar biaya tes PCR diturunkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini reaksi yang sangat berlebihan. Kita belum tahu apa-apa tentang varian ini," kata Tony Fernandes pada pidato virtual di Forum Internasional Bangkok Post 2021, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan dunia lebih siap untuk menangani Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, dibandingkan varian lain yang sudah muncul sebelumnya. “Ada pil dari Merck dan Pfizer akan keluar. Kita sudah divaksinasi, ada booster yang tersedia. Saya merasa jauh lebih bullish, tidak ada malapetaka dan kesuraman,” katanya.
Tony Fernandes meminta pemerintah menggunakan akal sehat dan melihat apa yang dibutuhkan. "Saya pikir pembatasan perjalanan bersifat sementara. Dunia bersifat global. Tidak peduli seberapa banyak kita menutup perbatasan, virus akan menyebar,” ujarnya.
Dia juga mengkritik harga dan frekuensi tes PCR yang dibutuhkan oleh pemerintah. Tes PCR ini akan menghalangi penumpang untuk berlibur meskipun ada permintaan untuk menjelajah ke luar negeri.
“Tidak ada pemerintah yang memperhatikan biaya tes PCR. Tes PCR di Asia Tenggara sangat (mahal). Tidak adil bagi penumpang untuk membayar biaya semacam itu. Tentu saja, kami ingin aman, tetapi buatlah sesederhana mungkin.”
Dia juga membandingkan antara Thailand dengan Malaysia. Thailand berencana mengurangi beberapa biaya dan prosedur ini.
"Di Malaysia, kami harus menjalani karantina tujuh hari. Perbatasan sudah dibuka, tapi masih lama untuk kembali ke masa seperti dulu," ujarnya.
Meski demikian, Tony Fernandes masih optimistis tentang masa depan industri penerbangan. Dia berharap maskapai berbiaya rendah segera bangkit kembali.
Baca: Jerman Batasi Akses Orang yang Tidak Divaksin dan Mau Wajibkan Vaksinasi
BANGKOK POST