Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pendukung Duterte Unjuk Rasa Setelah ICC Menangkap Mantan Presiden Filipina Itu

Duterte telah ditangkap oleh ICC atas dugaan kejahatan kemanusiaan, tetaoi sejumlah unjuk rasa dilakukan warga FIlipina sebagai bentuk dukungan ke dia

20 Maret 2025 | 06.06 WIB

Pendukung mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte melakukan aksi menolak penangkapan Duterte, di dekat Pangkalan Udara Villamor Pasay, Metro Manila, Filipina, 11 Maret 2025. Reuters/Eloisa Lopez
Perbesar
Pendukung mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte melakukan aksi menolak penangkapan Duterte, di dekat Pangkalan Udara Villamor Pasay, Metro Manila, Filipina, 11 Maret 2025. Reuters/Eloisa Lopez

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court (ICC) menangkap mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan atas tuduhan kejahatan kemanusiaan. Penangkapan terjadi di Bandara Internasional Ninoy Aquino sesaat setelah Duterte kembali dari kunjungannya ke Hong Kong pada Selasa, 11 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jaksa Agung mengajukan pemberitahuan ICC untuk surat perintah penangkapan terhadap mantan presiden tersebut atas kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata informan dari Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Duterte telah diterbangkan ke Den Haag beberapa jam setelah ditangkap atas permintaan ICC sebagai bagian dari penyelidikannya.

Dilansir dari Xinhua, pada Kamis, 13 Maret 2025 pendukung Duterte berunjuk rasa di luar gedung Mahkamah Agung yang terletak di Manila. Mereka menyalakan lilin sebagai bentuk harapan agar Duterte kembali ke Filipina.

Saat malam hari mereka juga ada yang mengadakan doa bersama di luar rumah Duterte di Kota Davao sebagai bentuk dukungan kepada mantan presiden yang tengah ditangkap ICC.

Di Kota San Fernando, Provinsi Pampanga, lebih dari 100 pendukung berkumpul dan juga melakukan doa bersama. Mereka membawa plakat dan spanduk dengan gambar Durtete yang bertuliskan, “Keadilan untuk PRRD (Presiden Rodrigo Roa Duterte)". Aksi tersebut juga dilakukan dengan melakukan iring-iringan mobil di kota.

Sehari setelahnya, pada Jumat, 14 Maret 2025, Veronica Duterte, putri mantan presiden, mengajak warga Filipina bersolidaritas menyalakan lilin.

"Saya menyerukan kepada kalian, bukan sebagai pendukungnya, tetapi sebagai orang Filipina, untuk memperjuangkan apa yang benar dan menyalakan lilin, baik di Filipina maupun di luar negeri. Mari kita bersatu dalam doa dan bersatu dalam menegakkan hak-hak kita atas kedaulatan ini," tulisnya dalam sebuah cerita di Instagram.

Putri Duterte yang lain, Sara Duterte menyampaikan pesan dari ayahnya kepada para pendukung bahwa semuanya akan baik-baik saja. Hal itu disampaikan di luar gedung ICC saat ia mengunjungi ayahnya.

"Jadi, katanya, katakan kepada mereka (para pendukungnya): 'Santai saja. Ada akhir dari segalanya. Ada hari pembalasan.' Jadi, itulah pesannya kepada kalian semua," kata Sara dikutip dari Antara

Kejahatan Kemanusiaan yang Dilakukan Durtete Menurut ICC

Dilansir dari CNN, ICC telah menyelidiki keterlibatan Duterte atas tindakan keras antinarkoba yang brutal selama masa jabatannya. Atas kebijakannya tersebut, lebih dari 6.000 nyawa melayang berdasarkan data pihak kepolisian meskipun pemantau independen percaya jika jumlah pembunuhan di luar hukum dapat jauh lebih tinggi.

Sebelum terpilih menjadi Presiden Filipina, Duterte telah dikenal sebagai “The Punisher” dan “Duterte Harry” karena sering melakukan kampanye dengan melibatkan kekerasan terhadap para pelanggar narkoba, tepatnya saat masih menjabat sebagai Wali Kota Davao.

Duterte berjanji menerapkan penegakan hukum dan ketertiban tanpa pandang bulu ke seluruh Filipina. Retorikanya tersebut mendapat sambutan positif sehingga berhasil mendapatkan kursi kepresidenan dengan kekuasan 40% suara dalam Pemilu 2016 di Filipina.

“Lupakan hukum tentang hak asasi manusia. Jika saya berhasil masuk istana presiden, maka saya akan melakukan apa yang saya lakukan sebagai wali kota. Kalian pengedar narkoba, perampok, dan orang-orang yang tidak melakukan apa-apa, lebih baik kalian keluar karena saya akan membunuh kalian,” ujar Duterte selama masa kampanye, dikutip dari Reuters.

Salsabilla Azzahra Octavia berkontribusi dalam penulisan artikel ini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus