Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 5 wanita membuat pengakuan yang mengejutkan tentang pelecehan seksual yang mereka alami saat menunaikan ibadah haji ataupun umrah di Mekah, Arab Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima wanita itu terpaksa membuka pengalaman buruknya setelah Asra Nadeem, wanita Pakistan yang tinggal di Amerika Serikat mengunggah pelecehan seksual yang dialaminya di Mekah di Facebook bulan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelecehan seksual umumnya terjadi saat tawaf, prosesi dengan berjalan berlawanan arah di sekitar Ka'bah.
Nadeem mengalami pelecehan seksual saat ibadah haji terjadi pada tahun 2006. Usianya saat itu 21 tahun.
"Saya melakukan tawaf di sekitar Ka'bah. Semakin dekat Ka'bah, semakin ramai. Semua orang ingin menyentuh Ka'bah. Aku ingin lebih dekat untuk menyentuhnya, dan di lingkaran terakhir, kerumunan itu bergerak sangat pelan. Aku berada di sebelah Ka'bah dan seseorang meraba payudaraku," ungkap Nadeem, seperti dikutip dari CNN, 8 Maret 2018. Berita lengkapnya ada di sini.
Dia mengaku sempat mengeluhkan kepada pihak keamanan, namun laporannya tidak diindahkan. Akibat insiden itu Nadeem mengaku trauma untuk kembali ke Arab Saudi baik untuk naik haji ataupun umrah.
Wanita kedua berasal dari Inggris dan sekarang tinggal di satu negara di Asia, yang ingin namanya dirahasiakan. Pelecehan terjadi pada 2007 saat dia berusia 32 tahun. Peristiwa pelecehan terjadi pertama kali di Masjidil Haram. Dia saat itu melakukan tawaf.
Baca: Digoda Wanita, Pria Saudi Marah
"Seorang pria mendekati saya, dia mengulurkan lengannya dan menyentuh payudara saya. Itu sangat kuat dan sakit," ujarnya.
Wanita itu bahkan mengaku 3 kali mengalami pelecehan. Sekali oleh seorang pria yang menempelkan bagian tubuhnya ke dirinya sambil menatap. Dia kemudian melaporkan kepada polisi, namun malah diusir karena tidak tertarik dengan keluhannya tersebut.
Ketiga kalinya saat berada di pinggir jalan untuk membeli oleh-oleh terkait Haji. Seorang pria tua meremas bokongnya sambil tersenyum menatapnya dan berkata "Alhamdulillah".
Perempuan ketiga yang mengaku dilecehkan saat ibadah haji di Mekah adalah wanita anonim dari Indonesia. Dia mengaku dilecehkan di Mekah saat Umrah di tahun 2011. Saat itu ia berusia 17 tahun.
Dia mengalami peristiwa itu saat melakukan tawaf di sekitar Ka'bah. Seorang jemaah pria menempelkan penisnya ke punggungnya.
"Saya merasa marah dan tidak aman. Saya tidak bisa mengeluhkan hal ini kepada siapapun karena situasinya dan semua orang berpikir "kota suci - siapa yang akan melakukan itu?"
Wanita keempat yang mengalami pelecehan seksual berasal dari Mesir yang juga merahasaikan namanya. Dia mengaku 2 kali dilecehkan, yang pertama secara verbal dan kedua secara fisik.
Baca: Pelecehan Seksual Jadi 'Epidemi' di Mesir
Saat selesai umrah dan kembali ke hotel, dia mengaku seorang petugas mengatakan kepadanya "datang ke sini, gadis cantik." Saat itu ia berusia 13 tahun.
Kali kedua adalah saat ibadah haji di daerah Stoning of the Devil di Mina, sebelah timur Mekah. Di tengah kerumunan, dia merasa seseorang meremas payudaranya. Saat menoleh, wanita yang ketika itu telah berusia 17 tahun melihat pelakunya adalah seorang pria yang berjalan didampingi istrinya.
Terakhir adalah Anooshe Mushtaq, seorang wanita Pakistan yang tinggal di Australia. Insiden itu menimpanya pada tahun 1980.Saat memasuki Ka'bah tiba-tiba seorang pemuda meraba-raba dirinya dari belakang. Dia juga mengalami pelecehan oleh kondektur bus di kota suci tersebut.
"Saya tidak memberitahu siapapun karena malu dan menghormati keluarga saya dan saya diam saja. Saya tidak pernah menceritakan kepada siapapun apa yang terjadi selama haji sampai saat saya melihat kiriman Facebook soal penyerangan seksual saat ibadah haji dan umrah di Mekah," kata Mushtaq.
Seorang pejabat Arab Saudi untuk urusan haji mengatakan, Kerajaan tidak mentoleransi pelecehan seksual di manapun, terutama di tempat-tempat suci. Pengakuan yang dibuat oleh 5 wanita dianggap sangat serius oleh pihak berwenang. "Siapa pun yang terbukti bersalah melakukan tindakan ini menghadapi konsekuensi serius termasuk pemenjaraan dan hukuman cambuk."