Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Drama Bayi Afghanistan Hilang setelah Diserahkan ke Tentara AS Berakhir Bahagia

Bayi anak pengungsi Afghanistan yang hilang setelah diserahkan pada tentara AS untuk diselamatkan di tengah kekacauan Bandara Kabul, ditemukan sehat.

9 Januari 2022 | 10.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bayi laki-laki anak pengungsi Afghanistan yang hilang setelah diserahkan pada tentara AS untuk diselamatkan di tengah kekacauan Bandara Kabul pada Agustus 2021, akhirnya ditemukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bayi bernama Sohail Ahmadi, yang baru berusia 2 bulan ketika hilang, sudah dipertemukan dengan neneknya di Kabul, Sabtu, 8 Januari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sohail Ahmadi hilang pada 19 Agustus 2021 ketika ribuan orang bergegas meninggalkan Afghanistan karena jatuh ke tangan Taliban.

Menurut Reuters, bayi itu diselamatkan seorang sopir taksi berusia 29 tahun bernama Hamid Safi yang menemukannya di bandara dan membawanya pulang untuk dibesarkan sebagai anaknya sendiri.

Setelah lebih dari tujuh minggu negosiasi dan permohonan, dan penahanan singkat oleh polisi Taliban, Safi akhirnya menyerahkan anak itu kembali ke kakeknya dan kerabat lainnya yang masih di Kabul.

Sohali diupayakan akan bersatu kembali dengan orang tua dan saudara kandungnya yang sekarang bermukim di Amerika Serikat.

Selebaran tentang hilangnya bayi Sohail. (Afghanrefugeerelief)

Selama evakuasi Afghanistan yang penuh gejolak, Mirza Ali Ahmadi - ayah anak laki-laki yang bekerja sebagai penjaga keamanan di kedutaan AS - dan istrinya Suraya khawatir anak mereka akan terluka dalam kerumunan saat mereka mendekati gerbang bandara dalam untuk evakuasi ke Amerika.

Ahmadi mengatakan kepada Reuters pada awal November dalam keputusasaannya hari itu, dia menyerahkan Sohail di atas tembok bandara kepada seorang tentara berseragam yang dia yakini sebagai orang Amerika. Ia berharap akan segera mencapai sisa 5 meter ke pintu masuk dan kembali bertemu anaknya.

Tepat pada saat itu, pasukan Taliban mendorong kerumunan sehingga perlu setengah jam sebelum Ahmadi, istrinya dan empat anak mereka yang lain bisa masuk ke dalam. Tapi bayi itu tidak bisa ditemukan.

Ahmadi mengatakan dia mencari putranya dengan putus asa di dalam bandara dan diberitahu oleh para pejabat bahwa dia kemungkinan telah dibawa ke luar negeri secara terpisah dan dapat dipersatukan kembali dengan mereka nanti.

Ahmadi dan keluarganya akhirnya dievakuasi ke pangkalan militer di Texas. Selama berbulan-bulan mereka tidak tahu di mana putra mereka berada.

Kasus ini menyoroti penderitaan banyak orang tua yang terpisah dari anak-anak mereka selama upaya evakuasi tergesa-gesa dan penarikan pasukan AS dari negara itu setelah perang 20 tahun.

Dengan tidak adanya kedutaan AS di Afghanistan dan organisasi internasional yang kewalahan, para pengungsi Afghanistan mengalami kesulitan mendapatkan jawaban tentang waktu, atau kemungkinan, reunifikasi kompleks seperti ini.

Departemen Pertahanan AS, Departemen Luar Negeri dan Departemen Keamanan Dalam Negeri tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Sabtu.

Berikutnya: Bayi sendirian di Bandara

Pada hari yang sama Ahmadi dan keluarganya dipisahkan dari bayi mereka, Safi menyelinap melalui gerbang bandara Kabul setelah memberikan tumpangan kepada keluarga saudara laki-lakinya yang juga akan dievakuasi.

Safi mengatakan dia menemukan Sohail sendirian dan menangis di tanah. Ia mencoba mencari orangtua bayi itu, tatapi tidak berhasil sehingga memutuskan membawanya pulang.

Safi memiliki tiga putri dan mengatakan keinginan terbesar ibunya sebelum dia meninggal adalah agar dia memiliki seorang putra.

"Saya menjaga bayi ini. Jika keluarganya ditemukan, saya akan memberikannya kepada mereka. Jika tidak, saya akan membesarkannya sendiri," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada akhir November.

Safi mengatakan bahwa dia membawanya ke dokter untuk pemeriksaan setelah dia ditemukan dan dengan cepat memasukkan anak itu ke dalam keluarganya. Mereka memanggil bayi Mohammad Abed dan memposting foto semua anak bersama di halaman Facebook-nya.

Setelah berita Reuters tentang anak yang hilang keluar, beberapa tetangga Safi - yang telah melihat kepulangannya dari bandara beberapa bulan sebelumnya dengan seorang bayi - mengenali foto-foto itu dan memposting komentar tentang keberadaannya di versi terjemahan artikel tersebut.

Ahmadi meminta kerabatnya yang masih berada di Afghanistan, termasuk ayah mertuanya Mohammad Qasem Razawi, 67 tahun, yang tinggal di provinsi timur laut Badakhshan, untuk mencari Safi dan memintanya mengembalikan Sohail ke keluarganya.

Razawi mengatakan dia melakukan perjalanan dua hari dua malam ke ibu kota membawa hadiah - termasuk domba yang disembelih, beberapa pon kenari dan pakaian - untuk Safi dan keluarganya.

Tapi Safi menolak untuk memberikan Sohail, bersikeras dia juga ingin dievakuasi dari Afghanistan bersama keluarganya. Saudara laki-laki Safi, yang dievakuasi ke California, mengatakan Safi dan keluarganya tidak memiliki aplikasi  untuk masuk AS.

Keluarga bayi tersebut mencari bantuan dari Palang Merah, yang memiliki misi membantu menghubungkan kembali orang-orang yang terpisah oleh krisis internasional, tetapi mengatakan mereka menerima sedikit informasi dari organisasi tersebut. Seorang juru bicara Palang Merah mengatakan tidak mengomentari kasus individu.

Berikutnya: Safi dilaporkan menculik Sohail

Akhirnya, setelah merasa kehabisan pilihan, Razawi menghubungi polisi Taliban untuk melaporkan penculikan. Safi mengatakan kepada Reuters bahwa di depan polisi dia membantah tuduhan itu.

Komandan polisi setempat mengatakan kepada Reuters bahwa dia membantu mengatur penyelesaian, termasuk kesepakatan yang ditandatangani dengan cap jempol oleh kedua belah pihak.

Razawi mengatakan keluarga bayi itu pada akhirnya setuju untuk memberikan kompensasi kepada Safi 100.000 Afghani  atau sekitar Rp13,6 juta untuk mengganti biaya yang dikeluarkan merawat Sohail selama lima bulan.

"Kakek bayi itu mengadu kepada kami dan kami menemukan Hamid Safi dan berdasarkan bukti yang kami miliki, kami mengenali bayi itu," kata Hamid Malang, kepala pengawas wilayah kantor polisi setempat. “Dengan kesepakatan kedua belah pihak, bayi itu akan diserahkan kepada kakeknya,” katanya, Sabtu.

Di hadapan polisi, dan di tengah banyak air mata, bayi itu akhirnya dikembalikan ke kerabatnya.

Razawi mengatakan Safi dan keluarganya sangat terpukul kehilangan Sohail. "Hamid dan istrinya menangis, saya juga menangis, tetapi meyakinkan mereka bahwa Anda berdua masih muda, Allah akan memberi Anda anak laki-laki. Bukan satu, tetapi beberapa. Saya berterima kasih kepada keduanya karena telah menyelamatkan anak itu dari bandara," kata Razawi.

Orang tua bayi itu mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sangat gembira karena dapat melihat dengan mata kepala sendiri reuni itu melalui obrolan video.

"Ada hajatan, tari, nyanyi," kata Razawi. "Ini benar-benar seperti pernikahan."

Kini Ahmadi dan istri serta anak-anaknya yang pada awal Desember bisa pindah dari pangkalan militer dan bermukim di sebuah apartemen di Michigan, berharap Sohail segera dibawa ke Amerika Serikat.

"Kita harus mengembalikan bayi itu kepada ibu dan ayahnya. Ini satu-satunya tanggung jawab saya," kata kakeknya. "Keinginan saya adalah dia harus kembali kepada mereka."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus