Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memerintahkan kapal milik perusahaan swasta untuk membawa kembali 66 kontainer sampah ke Kanada setelah batas waktu yang disepakati terlewati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika Kanada menolak sampah itu, Duterte memerintahkan pihak kapal untuk meninggalkan sampah itu di perairan Kanada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Filipina sebagai negara berdaulat independen tidak seharusnya diperlakukan seperti sampah oleh negara lain," kata Duterte melalui juru bicara kepresidenan, Salvador Panelo kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters, 22 Mei 2019.
Kanada menjelaskan, sampah sebanyak itu diekspor ke Filipina antara tahun 2013 dan 2014, sebagai transaksi komersial tanpa persetujuan pemerintah.
Kanada telah menyetujui untuk membawa pulang sampah tersebut. Kedua negara tengah dalam proses pengaturan pengiriman sampah.
Namun Kanada melewati batas waktu yang ditentukan Manila yakni 15 Mei 2019 untuk mengambil sampah itu.
Masalah ini mendorong pemerintah Filipina menarik sejumlah diplomat topnya dari Kanada pekan lalu.
"Jelas, Kanada tidak menganggap serius masalah ini atau negara kami. Rakyat Filipina sangat terhina terhadap Kanada yang memperlakukan negara ini sebagai tempat pembuangan sampah," kata Panelo.
Pernyataan resmi pemerintah Kanada menjelaskan, pihaknya telah menyewa perusahaan logistik, Bollore Logistics Canada untuk membawa pulang sampah itu ke Kanada secepat mungkin.
"Pemindahan ini akan rampung pada akhir Juni karena sampah itu harus diolah dengan aman untuk memenuhi persyaratan keselamaan dan keehatan Kanada," kata pernyataan itu.
Filipina sudah melayangkan protes diplomatik beberapa kali ke Kanada sejak pengadilan tahun 2016 memerintahkan agar sampah itu dikembalikan.
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland telah berbicara dengan mitra kerjanya Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin mengenai pemulangan sampah itu pekan lalu.
Dalam penjelasan di label bagian pengiriman tertulis sampah plastik untuk didaur ulang di Filipina. Namun setelah dicek sampah dari Kanada ternyata berisi berbagai jenis sampah termasuk pembalut, surat kabar, dan botol minuman.