Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Empat WNI Asal Sumatra Barat Tiba di Minangkabau usai Dievakuasi dari Lebanon

Pemerintah Sumatra Barat bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI mendata WNI yang berasal dari ranah minang

15 Oktober 2024 | 14.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Plt Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy menyambut empat WNI di Bandara Internasional Minangkabau pada Selasa 15 Oktober 2024, yang dievakuasi dari Lebanon. WNI tersebut berasal dari Kabupaten Agam dan Pasaman Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Alhamdulillah, Pemerintah mengevakuasi WNI yang berada di wilayah Beirut, Lebanon, termasuk asal Sumatra Barat, " kata  Audy, Selasa 15 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Audy menjelaskan, Pemerintah Sumatra Barat bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI mendata WNI yang berasal dari ranah minang. Hingga berita ini diturunkan, ada empat WNI di Lebanon asal Sumatra Barat yang sudah evakuasi. 

Di antara WNI yang dievakuasi itu adalah Rina Mardiani, 33 tahun, dan 2 anaknya yang berasal dari Kabupaten Agam, Sumatera Barat. WNI lainnya adalah Muhammad Luthfi Ahmadi, 23 tahun, asal Kabupaten Pasaman Barat. Mereka dievakuasi pada gelombang yang berbeda. 

"Pertama kali kami dikabari itu, ada Ibu dengan dua anaknya, yang dievakuasi pada gelombang delapan. Sedangkan Luthfi berstatus mahasiswa, yang juga dievakuasi pada gelombang ke delapan, " katanya.

Paska-evakuasi ini, keempat WNI asal Sumatra Barat ini bakal dipulangkan ke kampung halamannya. Jika perang di Lebanon sudah reda, mereka akan diberikan pilihan akan kembali ke Lebanon atau tidak.

"Ya nanti serahkan kepada WNI ini apakah mau kembali ke Lebanon atau tidak," katanya.

Audy mengatakan sampai saat ini masih dilakukan pendataan terhadap WNI asal Sumatra Barat yang masih di Lebanon. Jika ada, Kementerian Luar Negeri RI akan langsung akan memberikan informasinya ke Pemda.

Rina, yang menikah dengan warga negara Lebanon, menceritakan kondisi di Ibu Kota Beirut sangat mencekam. Setiap malam pasti selalu ada serangan Israel ke rumah-rumah warga.

"Setiap malam pasti ada serangan. Kalau sudah terdengar suara letusan, maka saya tidak bisa tidur lagi" katanya.

Dia memilih untuk dievakuasi paska-eskalasi perang di Lebanon semakin sengit. Awalnya, Rina belum mau dievakuasi karena suaminya pun masih bertahan (di Lebanon).

"Saya mau dievakuasi karena sudah semakin parah, serangan terus terjadi. walaupun suami saya asal Lebanon masih bertahan di rumah,"katanya.

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus