Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jerman menuduh Kremlin, Senin, 4 Maret 2024, membocorkan rekaman diskusi militer Jerman yang disadap tentang bagaimana mendukung Ukraina melawan invasi Rusia dalam upaya untuk memecah belah Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Media Rusia pekan lalu menerbitkan rekaman audio pertemuan pejabat senior militer Jerman yang diadakan oleh Webex membahas senjata untuk Ukraina dan potensi serangan Kyiv di sebuah jembatan di Krimea.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jerman telah mengonfirmasi keaslian panggilan telepon berdurasi 38 menit tersebut, dengan mengatakan pihaknya sedang menyelidiki apa yang disebutnya sebagai tindakan nyata penyadapan oleh Rusia yang merupakan bagian dari "perang informasi".
Peserta dalam panggilan tersebut membahas kemungkinan pengiriman rudal jelajah Taurus ke Kyiv, yang sejauh ini ditolak dengan tegas oleh Kanselir Olaf Scholz secara terbuka. Mereka juga membahas bagaimana Prancis dan Inggris mengirimkan rudal jelajah mereka sendiri.
Meskipun sejauh ini hanya ada sedikit tanggapan publik dari sekutu terhadap rekaman tersebut, para analis mengatakan hal itu kemungkinan akan memperburuk hubungan mengingat ini merupakan pelanggaran keamanan besar lainnya dan menunjukkan sejauh mana keengganan Jerman untuk terlibat terlalu jauh dalam perang tersebut.
“Serangan hibrida ini bertujuan untuk menimbulkan ketidakamanan dan memecah belah kita,” kata juru bicara pemerintah pada Senin. “Dan hal itulah yang tidak akan kami izinkan. Kami terus berhubungan dengan mitra kami.”
Moskow menuduh “kolektif Barat” menggunakan Ukraina untuk melancarkan perang proksi melawan Rusia. NATO mengatakan mereka membantu Ukraina mempertahankan diri dari perang agresi.
Juru bicara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan kepada wartawan bahwa kebocoran tersebut adalah masalah yang harus diselidiki Jerman dan Inggris akan terus bekerja sama dengan Jerman untuk mendukung Ukraina.
Namun, ia menambahkan bahwa Inggris adalah negara pertama yang menyediakan rudal serangan presisi jarak jauh ke Ukraina
“Dan kami akan mendorong sekutu kami untuk melakukan hal yang sama.”
Duta Besar Jerman Dipanggil?
Kremlin, Senin, mengatakan rekaman tersebut menunjukkan angkatan bersenjata Jerman sedang mendiskusikan rencana untuk melancarkan serangan di wilayah Rusia, dan mempertanyakan apakah Scholz mampu mengendalikan situasi.
“Rekaman itu sendiri mengatakan bahwa di dalam Bundeswehr, rencana untuk melancarkan serangan di wilayah Rusia sedang dibahas secara substantif dan konkret,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Di sini kita harus mencari tahu apakah Bundeswehr melakukan ini atas inisiatifnya sendiri. Lalu pertanyaannya adalah: seberapa terkendalikah Bundeswehr dan seberapa besar Scholz mengendalikan situasi? Ataukah itu bagian dari kebijakan pemerintah Jerman?" kata Peskov.
Dia mengatakan kedua skenario tersebut "sangat buruk. Keduanya sekali lagi menekankan keterlibatan langsung negara-negara Barat dalam konflik di sekitar Ukraina."
Juru bicara pemerintah Jerman menyebut tuduhan persiapan perang sebagai propaganda yang "tidak masuk akal".
Kantor berita Rusia TASS mengatakan Kremlin, Senin, memanggil duta besar Jerman untuk meminta penjelasan mengenai percakapan militer tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman membantah pemanggilan duta besar tersebut, dan mengatakan bahwa janji temu di Kementerian Luar Negeri Rusia telah direncanakan sejak lama.
Utusan tersebut, Alexander Graf Lambsdorff, meninggalkan kementerian luar negeri tanpa berbicara kepada wartawan setelah menghadiri pertemuan tersebut.
Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu terakhir Moskow mengecam apa yang mereka lihat sebagai bukti niat Barat untuk menyerang Rusia secara langsung.
Setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron melontarkan kemungkinan bahwa negara-negara Eropa dapat mengirim pasukan ke Ukraina, sekutu Putin mengatakan pekan lalu bahwa pasukan Prancis mana pun akan menemui kematian dan kekalahan seperti tentara Napoleon yang menginvasi Rusia pada 1812.
Putin mengatakan dalam pidatonya pada Kamis bahwa negara-negara Barat berisiko memicu perang nuklir jika mereka mengirim pasukan untuk berperang di Ukraina.
REUTERS