Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hamas pada Kamis, 19 Februari 2025, menyerahkan empat jenazah sandera dalam peti mati, yang diculik dalam serangan 7 Oktober 2023. Dua jenazah itu adalah sandera termuda Hamas yakni Ariel, 4 tahun dan adiknya Kfir Bibas, 9 bulan, yang tewas akibat serangan Israel ke Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa kendaraan palang merah berisi jenazah dalam peti mati meninggalkan Jalur Gaza setelah sebelumnya peti mati itu ditempatkan ke atas podium. Foto dari sandera tewas itu dipajang di depan peti mata mereka. Anggota Hamas dengan topeng penutup wajah dan seragam untuk menutupi identitas mereka, mengawal peti-peti jenazah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah peti mati itu diserahkan palang merah internasional ke militer Israel, peti mati-peti mati itu dipindai sebagai jaga-jaga jika dipasangi peledak. Selanjutnya, peti mati itu dibawa masuk ke Israel. Warga Israel menyebut di jalan utama dekat perbatasan Gaza untuk memberi penghormatan saat konvoi kendaraan pembawa jenazah melintas
“Kami berdiri di sini dengan hati terluka. Langi juga menangis (hujan) bersama kami dan kami berdoa untuk hari esok yang lebih baik,” kata Efrat, seorang warga Gaza.
Di Ibu Kota Tel Aviv, warga pun berkumpul di tempat yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan alun-alun sandera. Beberap diantara warga ada yang menangis. Alun-alun sandera terletak di luar kantor pusat Kementerian Pertahanan Israel.
Ariel dan Kfir Bibas tewas bersama ibu mereka bernama Shiri Bibas akibat serangan Israel ke Gaza pada November 2023. Sedangkan suami Shiri, sudah dibebaskan Hamas pada 1 Februari 2025.
Beberapa foto Shiri Bibas yang sedang menggendong anaknya dan dikelilingi anggota Hamas beredar di media sosial tak lama setelah dia diculik. Mainan Ariel dan Kfir masih berserakan di rumah keluarga Bibas. Sedangkan pintu depan rumah keluarga itu dipasangi sejumlah poster dari empat anggota keluarga Bibas yang disandera Hamas.
Sebelumnya Hamas mengancam tidak akan membebaskan lagi sandera setelah menyebut Israel banyak melanggar kesepakatan gencatan senjata. Di antara pelanggaran Israel adalah menghalang-halangi masuknya bantuan masuk ke Gaza.
Sumber: Reuters