Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Senin, 9 Mei 2022, Ukraina merayakan peringatan 77 tahun Hari Kemenangan atas Nazisme dalam Perang Dunia Kedua. Ukraina “menyempatkan diri” memperingati hari bersejarah itu meski di tengah invasi Rusia. Lalu, Bagaimana kisah awal perayaan Hari Kemenangan yang juga dirayakan oleh Rusia ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip laman Indianexpress.com, Hari Kemenangan yang dirayakan oleh Ukraina dan Rusia ini disebut juga dengan Victory Europe Day alias V-E Day. Ini adalah perayaan atas jatuhnya Nazi di Berlin. Jerman menyerah dan wilayah Berlin dikuasa Uni Soviet pada awal Mei 1945. Dua dekade kemudian, kejatuhan Nazi kemudian dipelopori pemimpin Soviet Leonid Brezhnev sebagai Hari Kemenangan pada 1965. Brezhnev adalah veteran Perang Dunia Kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari Al-Jazeera, Hari Kemenangan menandai pengorbanan besar yang dilakukan rakyat Rusia dan negara-negara lain di Uni Soviet dalam perang melawan Nazisme. Sebenarnya tanggal peringatan Hari Kemenangan jatuh pada 8 Mei 1945. Komandan pasukan Jerman yang tersisa menyerah kepada Tentara Uni Soviet. Tetapi karena perbedaan waktu antara Berlin dan Moskow, di Rusia peristiwa tersebut terjadi pada 9 Mei.
Peringatan Hari Kemenangan dilatarbelakangi jauh hari sebelum peristiwa 8 Mei 1945. Pada 22 Juni 1941, tentara Jerman memulai invasinya ke Uni Soviet. Invasi itu diberi nama Operasi Barbarossa. Penguasa Uni Soviet kala itu, Joseph Stalin tak menyana Jerman bakal menyerang wilayahnya. Pasalnya, pada 1939 Uni Soviet turut membantu Nazi dalam invasi ke Polandia. Stalin mengira kesepakatannya dengan pimpinan Nazi, Adolf Hitler akan melindungi wilayahnya. Bahkan dia tak mengindahkan peringatan diplomat asing atau agennya sendiri.
Ukraina dan Rusia Bebas dari Invasi Tentara Nazi Jerman
Ahli Sejarah di MIT Elizabeth Wood mengatakan, peristiwa invasi Nazi ke Rusia pada 22 Juni 1941 itu layaknya kejadian 11 September 2001 yang terjadi di Menara Kembar World Trade Center di New York City. “22 Juni 1941 adalah peristiwa 11 September dalam sejarah Rusia,” kata Wood, dikutip dari Al-Jazeera. Peristiwa itu adalah momen ketika Rusia merasa diserang secara besar-besaran oleh negara dianggap sebagai teman. Stalin tidak siap untuk itu. “Ini adalah perang eksistensial bagi Rusia,” kata Wood.
Kala itu, Pasukan Wehrmacht, sebutan tentara Nazi era 1935 hingga 1945, diberikan kebebasan untuk melakukan eksekusi massal terhadap tawanan perang. Sedangkan Schutzstaffel, organisasi paramiliter utama di bawah Adolf Hitler dan Partai Nazi di Jerman selama Perang Dunia Kedua turut melakukan kekejaman terhadap warga sipil Soviet. Warga sipil, terutama yang berasal dari Yahudi, menjadi target rencana genosida Hitler sebagai “solusi akhir”. Genosida adalah pembunuhan massal terencana dengan tujuan menghilangkan suatu ras atau bangsa.
Selama invasi di Ukraina, Schutzstaffel membantai 15 ribu orang Yahudi Ukraina. Tak hanya itu, jutaan warga sipil turut menjadi korban. Mereka tewas dalam pengepungan Leningrad pada 1941-44. Keluarga Presiden Rusia, Vladimir Putin turut mengalami peristiwa itu. Kakak laki-laki Putin meninggal karena difteri, sementara ayahnya bertugas di regu sabotase dan terluka.
Tetapi pada tahun 1943, Serang Jerman mulai melemah. Di awal invasi, Hitler begitu yakin mereka dapat menginvasi Uni Soviet hanya dalam tiga bulan. Karenanya, tentara Nazi tak dibekali dengan perlengkapan musim dingin. Tapi ternyata invasi berlangsung lama hingga musim dingin tiba.
Di bawah beban musim dingin Rusia yang sengit dan gerilyawan partisan, Jerman kehilangan pertempuran penting seperti Stalingrad. Itu adalah salah satu bentrokan paling mematikan dalam perang di mana ribuan Tentara ke-6 Jenderal Paulus tewas karena kelaparan, dingin, dan serangan Rusia. Serangan balik Tentara Merah mendorong Jerman kembali melalui Polandia. Pada Mei 1945, tentara Rusia mengibarkan bendera merah di atas Reichstag, Berlin. Menandakan kekalahan Nazi Jerman.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.