Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyiapkan empat proyek pembangunan di negara tetangga Papua Nugini tahun ini. Proyek tersebut mulai dari revitalisasi infrastruktur publik hingga beasiswa untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkan rencana tersebut saat konferensi pers gabungan dengan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko di Jayapura pada Rabu, 8 Mei 2024, setelah mengadakan pertemuan bilateral pada Komisi Gabungan Menteri (JMC) keempat.
Retno menyatakan komitmennya untuk bekerja sama memperkuat pembangunan dengan negara-negara Pasifik, termasuk Papua Nugini. “Kami membahas cara-cara untuk memastikan bahwa kerja sama pembangunan dengan PNG akan lebih disesuaikan dengan kebutuhan PNG,” katanya, menggunakan singkatan nama Papua Nugini.
Ia mengumumkan bahwa tahun ini, Indonesia telah menyiapkan empat proyek untuk diterapkan di Papua Nugini. Pertama adalah bantuan untuk memodernisasi Rumah Sakit Port Moresby, yang katanya akan segera dimulai.
Pemerintah Indonesia menghibahkan dana sebesar 60 juta kina atau sekitar Rp249 miliar untuk proyek rumah sakit tersebut.
“Saya ingin berterima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia atas bantuan hibah sebesar 60 juta kina untuk Bangsal ICU Rumah Sakit Umum New Port Moresby,” kata Tkatchenko. Ia menambahkan bahwa Indonesia juga membantu upaya modernisasi kamar mayat di rumah sakit tersebut.
Proyek kedua, yang telah dimulai oleh Indonesia, adalah revitalisasi beberapa infrastruktur umum di kota Vanimo, termasuk Sekolah Dasar Wutung yang terletak di dekat perbatasan Skouw-Wutung. Ketiga, pemerintah Indonesia akan memberi beasiswa bagi pelajar dan PNS di Papua Nugini.
“Keempat, Indonesia juga menyambut diplomat dari PNG dan negara-negara Pasifik lainnya untuk mengikuti pelatihan diplomasi menengah pada bulan Juni ini,” kata Retno.
Indonesia dan Papua Nugini meneken dua perjanjian untuk mendukung proyek-proyek kerja sama tersebut dan proyek lainnya di masa depan. Perjanjian pertama menyangkut kerangka kerja pembangunan dan kerja sama teknis, sementara perjanjian kedua menyoal pelatihan serta peningkatan kapasitas bagi diplomat menengah karier dari negara-negara Melanesian Spearhead Group (MSG).
Perihal pertahanan, Retno berkata Indonesia menyambut langkah Papua Nugini untuk meratifikasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Baru pada 21 Februari 2024 lalu. Perjanjian tersebut telah melalui proses panjang selama sepuluh tahun sebelum akhirnya disahkan, menurut Tkatchenko. Menlu Papua Nugini itu berharap melihat peningkatan kerja sama pertahanan dengan Indonesia setelah ratifikasi.
Volume perdagangan antara Indonesia dan Papua Nugini mencapai AS$247,6 juta tahun lalu, menurut data Kementerian Luar Negeri. Indonesia menyatakan komitmennya untuk memulai studi kelayakan bersama Papua Nugini mengenai Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) dalam upaya meningkatkan perdagangan.
Kedua menteri menyambut baik instalasi awal infrastruktur jaringan listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Wutung, yang baru mencapai tahap pertama.
NABIILA AZZAHRA
Pilihan editor: Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini