Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran besar melanda gedung enam lantai di Bangladesh yang menjadi lokasi restoran, tempat banyak keluarga dengan anak-anak makan. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 46 orang dan melukai puluhan lainnya, kata menteri kesehatan pada Jumat, 1 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Otoritas pemadam kebakaran mengatakan kebocoran gas atau kompor diduga menyebabkan kebakaran pada hari Kamis di Dhaka, ibu kota Bangladesh. Api menyebar dengan cepat setelah terjadi di sebuah restoran biryani. Api baru padam setelah dua jam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Menteri Kesehatan Samantha Lal Sen, sebanyak 22 orang yang menderita luka bakar dirawat di rumah sakit. “Ke-22 orang tersebut berada dalam kondisi kritis,” kata Sen, yang juga seorang dokter terkenal, setelah berkunjung ke Rumah Sakit Dhaka Medical College. "Kami mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa mereka."
Perdana Menteri Sheikh Hasina mengungkapkan keterkejutan dan kesedihannya atas kejadian tersebut. Hasina memerintahkan korban luka cepat ditangani.
Salah satu korban selamat, Mohammad Altaf, menceritakan bagaimana ia berhasil lolos dari kobaran api yang menewaskan dua rekannya. “Saya pergi ke dapur, memecahkan jendela dan melompat untuk menyelamatkan diri,” katanya kepada wartawan. Ia menambahkan bahwa seorang kasir dan pelayan yang mendesak orang-orang untuk pergi pada saat-saat pertama telah meninggal.
Petugas pemadam kebakaran menggunakan derek untuk menyelamatkan orang-orang dari gedung yang hangus tersebut. Petugas masih bekerja membersihkan puing-puing dan memadamkan bara api yang tersisa.
Kerabat berkumpul di rumah sakit pada Jumat pagi untuk menerima jenazah para korban. Beberapa orang berkabung di luar unit gawat darurat. “Saya tidak bisa menyelamatkan putri saya,” ujar Abdul Quddus, ayah Nimu. Kerabatnya mengatakan bahwa Nimu termasuk di antara lima sepupu dan teman yang semuanya tewas dalam kebakaran tersebut.
Yang juga tewas, bersama istrinya, dua putri dan seorang putra, adalah Syed Mubarak Hossain Kauchar. Keluarganya sedang merayakan rencana untuk pindah ke Italia pada 18 Maret, setelah visa mereka diproses pada Kamis, kata seorang kerabat.
“Akhirnya mimpi itu terwujud,” kata sepupunya, Atiqur Rahman. "Untuk merayakannya, mereka datang ke restoran tapi semuanya meninggal."
Para dokter mengatakan sebagian besar korban tewas karena sesak napas, sementara yang lain meninggal saat mereka melompat dari gedung, yang juga menampung beberapa toko pakaian dan telepon seluler. Asap mengepul dari sisi gedung dalam gambar video yang direkam oleh seorang saksi pada hari Kamis.
Api bisa saja berasal dari kebocoran gas atau kompor, kata Brigadir Jenderal Utama Uddin, pejabat tinggi dinas pemadam kebakaran.
Kebakaran sering terjadi di Dhaka yang berpenduduk padat. Banyak bangunan baru bermunculan, namun banyak yang tidak dilengkapi langkah keselamatan.
Pada bulan Juli 2021, banyak anak-anak termasuk di antara 54 orang yang tewas di sebuah pabrik pengolahan makanan di luar Dhaka, sementara setidaknya 70 orang tewas dalam kebakaran pada bulan Februari 2019 yang melanda sebuah kawasan yang telah berusia berabad-abad.
REUTERS
Pilihan editor: Israel Evaluasi Kembali Kemungkinan Pembatasan Akses ke Masjid Al Aqsa saat Ramadan