Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kementerian Luar Negeri Waswas Pemberontakan di Suriah Berdampak pada Keamanan Kawasan

Kementerian Luar Negeri RI mengkhawatirkan pengaruh pemberontakan di Suriah terhadap keamanan regional serta dampak kemanusiaan yang ditimbulkan.

9 Desember 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kantor Kementerian Luar Negeri RI. Sumber: TEMPO | Nabiila A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI pada Minggu, 8 Desember 2024, mengeluarkan pernyataan terkait kondisi terkini di Suriah paska-pemberontakan oleh kubu oposisi. Kementerian meyakinkan mengikuti secara seksama perkembangan di Suriah dan mengkhawatirkan pengaruhnya terhadap keamanan regional serta dampak kemanusiaan yang ditimbulkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Krisis di Suriah hanya dapat diselesaikan melalui suatu proses transisi yang inklusif, demokratis, dan damai yang mengedepankan kepentingan dan keselamatan rakyat Suriah yang tetap menjaga kedaulatan, kemerdekaan, dan keutuhan wilayah Suriah," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri RI diunggah di X, Minggu, 8 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indonesia menyerukan kepada semua pihak untuk menjamin perlindungan warga sipil sesuai dengan hukum internasional, terutama Hukum Humaniter Internasional dan Hukum HAM Internasional. Terkait dengan pemberontakan oleh oposisi Suriah yang sudah menguasai Ibu Kota, KBRI Damaskus telah mengambil semua langkah yang dipandang perlu untuk memastikan keselamatan WNI, termasuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi ke tempat yang lebih aman, jika situasi keamanan memburuk.

Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan kabur meninggalkan Damaskus ke tempat yang tidak diketahui setelah pejuang oposisi masuk Damaskus. Warga pada Sabtu, 7 Desember 2024, turun ke jalan serta memenuhi alun-alun untuk merayakan kepergian Assad.

Pejuang oposisi menyatakan sebuah era baru. Mereka pun mengundang warga Negara Suriah yang berlindung ke luar negeri agar pulang kampung. Hadi al-Bahra, Kepala koalisi oposisi Suriah di luar negeri, mendekalarasikan Damaskus sudah bebas dari al-Assad dan mengucapkan selamat pada seluruh warga Suriah.

Sedangkan Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali disebutkan masih berada di kediamannya. Al-Jalali menyatakan siap bekerja sama dengan kubu oposisi dan ingin memastikan lembaga publik masih menjalankan fungsinya. Adapun Abu Mohamed al-Julani, Ketua kelompok oposisi Hayat Tahrir al-Sham telah memerintahkan kelompok oposisi lainnya agar jangan menyerang fasilitas umum. 

Saksi mata menceritakan warga Damaskus bergembira dan meneriakkan kata ‘bebas! Bebas!’. Kebebasan itu merujuk pada kebebasan Suriah dari 50 tahun berkuasanya keluarga Bashar al-Assad dan ayahnya. 

Tentara Suriah dilaporkan sudah menyerahkan senjata mereka dihadapan para pejuang oposisi. Pada Minggu pagi, 8 Desember 2024, panglima militer Suriah dilaporkan sudah mendeklarasi pemeritahan Assad sudah berakhir. 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus