Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Dinas Rahasia AS atau Secret Service Kimberly Cheatle mengundurkan diri setelah upaya pembunuhan yang gagal terhadap calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Usai penembakan Donald Trump, Secret Service berada di bawah pengawasan ketat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dinas Rahasia AS bertanggung jawab atas perlindungan presiden AS saat ini dan mantan presiden. Lembaga ini mendapat sorotan setelah seorang pria bersenjata berhasil menembaki Trump dari atap yang menghadap ke rapat umum luar ruangan di Butler, Pennsylvania pada Sabtu, 13 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Direktur Dinas Rahasia Ronald Rowe, seorang veteran selama 24 tahun di badan tersebut, akan menjabat sebagai penjabat direktur, kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas.
Secret Service menghadapi penyelidikan dari sejumlah komite kongres dan pengawas internal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, organisasi induknya, atas kinerjanya. Biden , yang telah mengakhiri kampanye pemilihannya kembali, juga menyerukan peninjauan independen.
Cheatle menghadapi kecaman saat dia muncul di hadapan Komite Pengawasan DPR pada hari Senin. Ia , menolak menjawab pertanyaan dari para anggota parlemen tentang rencana keamanan untuk unjuk rasa dan bagaimana penegak hukum menanggapi perilaku mencurigakan dari pria bersenjata penembak Trump.
Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat telah meminta dia untuk mengundurkan diri. NBC News adalah yang pertama melaporkan bahwa Cheatle akan mundur dari jabatannya.
Trump, kandidat presiden dari Partai Republik, terluka di telinga kanan dan seorang peserta rapat umum tewas dalam baku tembak tersebut. Penembak, yang diidentifikasi sebagai Thomas Crooks berusia 20 tahun, ditembak dan dibunuh oleh penembak jitu Dinas Rahasia.
"Meskipun pengunduran diri Direktur Cheatle merupakan langkah menuju akuntabilitas, kami memerlukan tinjauan menyeluruh tentang bagaimana kegagalan keamanan ini terjadi sehingga kami dapat mencegahnya terjadi lagi," kata James Comer, ketua Partai Republik dari Komite Pengawasan DPR, dalam sebuah pernyataan. "Kami akan melanjutkan pengawasan kami terhadap Dinas Rahasia."
Cheatle, yang telah memimpin Secret Service sejak 2022, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia bertanggung jawab atas penembakan itu. Ia menyebut peristiwa itusebagai kegagalan terbesar Dinas Rahasia sejak Presiden Ronald Reagan ditembak pada tahun 1981.
Cheatle menjabat sebagai kepala keamanan di PepsiCo ketika Biden menunjuknya sebagai direktur Dinas Rahasia pada tahun 2022. Sebelumnya, ia mengabdi selama 27 tahun di lembaga tersebut.
Dia mengambil alih setelah serangkaian skandal yang melibatkan Dinas Rahasia yang merusak reputasi badan elit dan tertutup itu.
Sepuluh agen Dinas Rahasia kehilangan pekerjaan mereka setelah terungkap membawa wanita, beberapa dari mereka pelacur, kembali ke kamar hotel menjelang perjalanan Presiden Barack Obama ke Kolombia pada 2012.
REUTERS
Pilihan editor: Joe Biden Bertemu dengan Netanyahu hingga Dukungan Dia untuk Kamala Harris