Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kilas Balik Penurunan Populasi Korea Selatan: 49 Sekolah akan Ditutup

Sebanyak 49 sekolah dasar, menengah, dan tingkat atas di 17 kota dan provinsi Korea Selatan akan ditutup pada 2025

26 Februari 2025 | 11.41 WIB

Kota Seoul, Korea Selatan, 19 April 2022. REUTERS/Kim Hong-Ji
Perbesar
Kota Seoul, Korea Selatan, 19 April 2022. REUTERS/Kim Hong-Ji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 49 sekolah dasar, menengah, dan tingkat atas di 17 kota dan provinsi Korea Selatan akan ditutup pada 2025. Alasannya, akibat populasi usia sekolah terus menurun. Dikutip dari Antara, data pemerintah Korea menyatakan sekolah kekurangan siswa dalam beberapa tahun belakangan. Adapun jumlah sekolah yang ditutup berjumlah 22 pada 2023 menjadi 33 pada 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Korea Selatan telah mengalami penurunan populasi sejak 2020. Pada 2024, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan negaranya darurat demografis akibat dari penurunan populasi.

Penurunan Populasi 2020

Data sensus Korea Selatan menunjukkan untuk pertama kali populasi mengalami penuruna pada 2020. Angka kelahiran yang rendah kini dilampaui oleh jumlah kematian sehingga menyebabkan penurunan alami. Angka sensus yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan menunjukkan populasi 51.829.023 orang pada 31 Desember 2020, turun 20.838 dari akhir 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada tahun-tahun sebelumnya, populasi Korea Selatan meningkat setiap 10 tahun meskipun tingkat pertumbuhan terus menurun dari 1,49 persen pada 2010 menjadi hanya 0,05 persen pada 2019. Pada 2020, tercatat 275.815 kelahiran, turun 10,65 persen dari tahun sebelumnya. Tetapi 307.764 orang meninggal pada 2020, meningkat 3,1 persen dari 2019. Jumlah kematian meningkat setiap tahun dari 2011 hingga 2018 sebelum turun pada 2019 kemudian meningkat kembali pada 2020.

Dari 17 kota dan provinsi Korea Selatan, hanya lima yang melaporkan peningkatan populasi, yaitu Gyeonggi, Jeju, Gangwon, Chungcheong Utara, dan Sejong. Adapun Seoul populasinya turun lebih dari 60 ribu. Seoul dan sekitarnya, wilayah Incheon dan Gyeonggi menyumbang setengah dari seluruh populasi Korea Selatan dengan 26.038.307, naik sekitar 112.000 dari tahun sebelumnya.

Angka Kelahiran Merosot

Tingkat kelahiran di Korea Selatan terus merosot dengan hanya 249.000 bayi yang lahir pada 2022. Angka itu merupakan yang terendah dalam tiga tahun berturut-turut memicu penurunan populasi sebesar 4,4 persen dari rekor terendah sebelumnya pada 2021, menurut statistik negara tersebut. Data 2022 menunjukkan bahwa rata-rata perempuan di Korea melahirkan anak pertama pada usia 33 tahun, anak kedua usia 34,2 tahun, dan anak ketiga pada usia 35,6 tahun.

Angka kelahiran yang terus merosot menimbulkan keprihatinan bagi para pengambil kebijakan karena tingkat kesuburan di Korea Selatan telah mencapai level terendah, yakni 0,7, pada kuartal ketiga tahun 2023. Angka tersebut jauh di bawah batas tingkat kesuburan 2,1 yang diperlukan untuk menjaga populasi tetap stabil di angka 51 juta jiwa.

Forum Ekonomi Dunia memperingatkan jika tren kelahiran rendah ini terus berlanjut, populasi Korea Selatan diperkirakan akan menyusut separuh pada akhir abad ini. Yoon Suk Yeol pada Juni 2024 menyatakan bahwa Korea Selatan berada dalam darurat nasional demografis akibat penurunan populasi. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus