Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Nasional Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi pada Selasa, 17 Desember 2024 menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan transisi yang dibentuk oleh Mohammed al-Bashir setelah jatuhnya rezim Assad. Kelompok ini menekankan pentingnya pemerintahan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pemerintah ini diperlukan sebagai otoritas eksekutif sementara untuk mengoperasikan lembaga-lembaga negara dan memberikan layanan kepada rakyat hingga awal Maret (2025), sebagaimana dinyatakan dalam pengumuman pembentukannya,” pernyataan kelompok tersebut dikutip dari Aa.com.tr.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyusul keruntuhan rezim, kelompok tersebut menyatakan tanggung jawab untuk melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 kini sepenuhnya berada di tangan pasukan revolusi yang mewakili komponen politik, sipil, dan militer Suriah di semua kelompoknya yang beragam. Koalisi tersebut menegaskan bahwa penerapan resolusi PBB harus dilakukan melalui proses politik yang dipimpin dan dimiliki oleh Suriah, yang difasilitasi oleh dialog langsung antara Suriah dan Suriah.
Sementara itu, kelompok Hayat Tahrir al-Sham atau HTS dikutip dari NHK World Japan telah memimpin pemerintahan sementara setelah mengalahkan pemerintahan otoriter Bashar al-Assad. Amerika Serikat dan PBB telah meminta HTS untuk mebangun negara baru dengan menghormati hak-hak minoritas.
Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Golani, dikabarkan akan membubarkan semua fraksi dan para pejuang akan dipersiapkan untuk bergabung di bawah kementerian pertahanan negara tersebut. Pemerintah sementara telah menuntut agar mantan tentara rezim Assad menyerahkan diri.
Dikutip dari Euronews, HTS perlahan-lahan mulai menarik sektor-sektor utama negara ke bawah kendali mereka, dengan dua yang terbaru adalah angkatan bersenjata dan kepolisian. HTS yang memimpin koalisi milisi dalam serangan mendadak akhir November yang menyebabkan jatuhnya al-Assad, telah muncul sebagai entitas teratas di Suriah.
Dalam 10 hari terakhir, mereka telah menunjuk pemerintahan sementara yang baru. Mereka juga telah mendesak warga Suriah di luar negeri, beberapa mengungsi selama lebih dari satu dekade, untuk kembali ke rumah.
Kehidupan di Damaskus berangsur-angsur kembali normal. Sekolah-sekolah telah dibuka kembali dan layanan sosial sedang dipulihkan. Kedutaan-kedutaan asing juga perlahan dibuka kembali.
HTS yang dipimpin oleh Ahmed al-Sharaa; sebelumnya dikenal dengan nama samarannya Mohammed al-Golani, mengatakan mereka telah menjalani reformasi internal yang disorot oleh keinginan untuk menciptakan Suriah yang didasarkan pada persatuan, nasionalisme, dan perdamaian.
EURONEWS | NHK | AA
Pilihan editor: Geger Kuburan Massal Ditemukan di Suriah, Assad Disebut Lebih Kejam dari Nazi