Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Korea Selatan menangkap sekelompok warga Korea Utara yang membelot dengan melintasi perbatasan laut menggunakan perahu kayu kecil. Kapal tersebut dicegat oleh pihak berwenang Korea Selatan pada Selasa, 24 Oktober 2023, di dekat Sokcho, sebuah kota sekitar 51 kilometer timur laut Seoul. Kapal itu terlihat di dekat perbatasan maritim kedua negara, kata Kepala Staf Gabungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat warga Korea Utara menyatakan keinginan mereka untuk membelot ke Korea Selatan, menurut laporan Kantor Berita Yonhap dan Sistem Penyiaran Korea yang didanai pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih dari 33.000 warga Korea Utara telah meninggalkan tanah air mereka dan pindah ke Korea Selatan. Di Korea Selatan, mereka berhak mendapatkan kewarganegaraan dan dukungan finansial setelah diperiksa oleh badan intelijen.
Kedatangan warga di Korea Selatan telah menurun tajam sejak pandemi COVID-19, ketika Pyongyang meningkatkan kontrol perbatasan.
Pembelotan melalui laut jarang terjadi. Sebagian besar pembelot melarikan diri dari Korea Utara melalui perbatasan yang rawan dengan Cina. Di perbatasan, mereka menghadapi risiko ditangkap atau dideportasi.
Kementerian Unifikasi Seoul awal bulan ini mengatakan pihaknya telah menyampaikan kekhawatirannya kepada Cina. Pihak berwenang Cina memulangkan sejumlah besar warga Korea Utara yang tinggal di provinsi timur laut Jilin dan Liaoning.
Beijing, yang menganggap pembelot Korea Utara sebagai migran ekonomi, mengatakan tidak ada yang disebut 'pembelot Korea Utara' di Cina.
Pada Mei, sembilan warga Korea Utara membelot setelah melintasi perbatasan laut barat dengan perahu nelayan. Pada 2019, mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menuai kritik dari kelompok hak asasi manusia setelah pemerintahannya memulangkan dua nelayan Korea Utara yang dicurigai membunuh 16 rekan sekapalnya saat melintasi perbatasan laut.
Pengadilan Korea Selatan pada bulan Februari mendakwa empat pejabat tinggi, termasuk kepala intelijen nasional Moon, karena diduga menyalahgunakan wewenang mereka sehubungan dengan repatriasi.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Komunitas Yahudi Eropa Bela Palestina, Kecam Serangan Besar-besaran Israel