Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Korea Selatan Gunakan Teknologi Pengenalan Wajah AI untuk Lacak Kasus Corona

Korea Selatan menggunakan kecerdasan buatan pengenalan wajah untuk melacak penyebaran Corona. Lebih mudah dan cepat.

13 Desember 2021 | 19.22 WIB

Seorang perawat mengisi jarum suntik dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca di pusat perawatan kesehatan di Seoul pada 26 Februari 2021, ketika Korea Selatan memulai program vaksinasi virus corona. [Jung Yeon-je / Pool melalui REUTERS]
Perbesar
Seorang perawat mengisi jarum suntik dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca di pusat perawatan kesehatan di Seoul pada 26 Februari 2021, ketika Korea Selatan memulai program vaksinasi virus corona. [Jung Yeon-je / Pool melalui REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan segera meluncurkan proyek percontohan untuk menggunakan kecerdasan artifisial atau artificial intellegence (AI), pengenalan wajah dan menyebar ribuan kamera CCTV untuk melacak pergerakan orang yang terinfeksi virus corona. Proyek yang didanai secara nasional di Bucheon, salah satu kota terpadat di pinggiran Seoul, mulai beroperasi pada Januari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sistem ini menggunakan algoritme AI dan teknologi pengenalan wajah untuk menganalisis rekaman yang dikumpulkan lebih dari 10.820 kamera keamanan. Dengan teknologi ini, pergerakan orang yang terinfeksi bisa dilacak termasuk siapa pun yang memiliki kontak dekat, dan apakah mereka mengenakan masker.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pemerintah di seluruh dunia telah beralih ke teknologi baru dan memperluas penegakkan hukum untuk membendung gelombang infeksi Corona. China, Rusia, India, Polandia dan Jepang serta beberapa negara bagian AS termasuk di antara negara yang telah meluncurkan atau setidaknya bereksperimen dengan sistem pengenalan wajah untuk melacak pasien Corona.

Pejabat Bucheon mengatakan dengan bantuan kecerdasan buatan, bisa membantu tugas tim pelacak yang terlalu banyak bekerja di kota berpenduduk lebih dari 800.000 orang tersebut. Tim pun bisa lebih efisien dan akurat.

Korea Selatan telah memiliki sistem pelacakan kontak berteknologi tinggi dengan mengumpulkan catatan kartu kredit, data lokasi ponsel dan rekaman CCTV, serta informasi pribadi lainnya. Namun pelacakan itu masih bergantung pada sejumlah besar penyelidik epidemiologi, yang sering harus bekerja shift 24 jam.

Walikota Bucheon Jang Deog-cheon mengatakan sistem kecerdasan atifisial AI membuat penelusuran lebih cepat. "Terkadang butuh waktu berjam-jam untuk menganalisis satu rekaman CCTV. Menggunakan teknologi pengenalan visual memungkinkan analisis itu lebih cepat," katanya di Twitter.

Baca: Populasi Korea Selatan Turun, Jumlah Usia Kerja Terancam Menyusut

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus