Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Korea Selatan menggelar latihan udara militer gabungan terbesar mereka mulai Senin, 31 Oktober 2022. Ratusan pesawat tempur dari kedua belah pihak melakukan serangan tiruan 24 jam sehari selama latihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Latihan Vigilant Storm berlangsung hingga Jumat, dan akan menampilkan sekitar 240 pesawat tempur yang melakukan 1.600 serangan mendadak, kata Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan pekan lalu. Jumlah misi itu adalah yang tertinggi untuk acara tahunan ini.
Pyongyang mengutuk latihan bersama ini sebagai latihan untuk invasi dan bukti kebijakan bermusuhan oleh Washington dan Seoul. Sebagai protes, Korea Utara telah meluncurkan rudal, melakukan latihan udara, dan menembakkan artileri ke laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AS mengatakan pelatihan semacam itu diperlukan untuk melawan potensi ancaman dari Korea Utara, yang telah melakukan sejumlah peluncuran rudal tahun ini, dan membuat persiapan untuk melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.
Vigilant Storm akan menurunkan sejumlah pesawat canggih termasuk jet tempur siluman F-35 dari Amerika Serikat dan Korea Selatan. Australia juga akan mengerahkan pesawat pengisian bahan bakar udara untuk latihan tersebut.
Menurut kantor berita Yonhap, Korea Selatan mengerahkan sekitar 140 pesawat, termasuk pesawat tempur siluman F-35A, dan jet F-15K dan KF-16, sementara AS mengirim sekitar 100 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35B yang berbasis di Okinawa, Jepang, dan EA-18, pesawat perang elektronik, serta tanker KC-135 dan pesawat pengintai ketinggian U-2.
“(Korea Selatan) dan Angkatan Udara AS akan bekerja sama dengan layanan gabungan untuk melakukan misi udara utama seperti dukungan udara jarak dekat, pertahanan udara kontra, dan operasi udara darurat 24 jam sehari selama masa pelatihan,” kata Angkatan Udara AS.
"Pasukan pendukung di lapangan juga akan melatih prosedur pertahanan pangkalan mereka dan kemampuan bertahan jika terjadi serangan."
Pada Jumat lalu, pasukan Korea Selatan menyelesaikan latihan lapangan Hoguk 22 selama 12 hari, yang menampilkan pendaratan amfibi tiruan dan penyeberangan sungai, termasuk beberapa latihan dengan pasukan Amerika Serikat.
Reuters, Yonhap