Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lebih dari 20.000 Anak Terkubur, Terperangkap, Ditahan, Hilang di tengah Perang Gaza

Banyak anak-anak terjebak di bawah reruntuhan, terkubur di kuburan tak bertanda, ditahan oleh Israel selama perang Gaza, kata Save the Children.

25 Juni 2024 | 09.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang bayi Palestina yang kekurangan gizi menerima perawatan di rumah sakit lapangan Korps Medis Internasional, di tengah konflik Israel-Hamas, di Deir Al-Balah di selatan Jalur Gaza, 22 Juni 2024. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 21.000 anak hilang selama perang Gaza, demikian klaim kelompok bantuan Inggris, Save the Children.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Senin, kelompok tersebut mengatakan bahwa ribuan anak-anak Palestina yang hilang diyakini terperangkap di bawah reruntuhan, terkubur di kuburan yang tidak bertanda, terluka hingga tidak dapat dikenali karena bahan peledak, ditahan oleh pasukan Israel, atau hilang di tengah kekacauan konflik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hampir tidak mungkin untuk mengumpulkan dan memverifikasi informasi dalam kondisi saat ini di Gaza," kata kelompok tersebut, "tetapi setidaknya 17.000 anak diyakini tidak ditemani dan terpisah dan sekitar 4.000 anak kemungkinan hilang di bawah reruntuhan, dengan jumlah yang tidak diketahui juga berada di dalam kuburan massal."

Israel telah membunuh lebih dari 14.000 anak-anak di Gaza sejak 7 Oktober, sementara yang lainnya menderita malnutrisi parah dan "bahkan tidak memiliki energi untuk menangis", Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), mengatakan dalam sebuah laporan awal tahun ini.

"Sejak bulan Oktober, Gaza telah menghadapi kekerasan tanpa henti yang telah menewaskan lebih dari 37.000 orang, termasuk ribuan anak-anak. Hal ini terjadi setelah serangan di Israel oleh kelompok-kelompok bersenjata Palestina yang menewaskan lebih dari seribu orang, termasuk sedikitnya 33 anak-anak," demikian bunyi laporan Save the Children.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa sekitar 250 anak Palestina juga hilang di Tepi Barat yang diduduki, per 9 Juni.

Akuntabilitas

Jeremy Stoner, direktur regional Save the Children untuk Timur Tengah, telah menyerukan penyelidikan independen terhadap situasi seputar anak-anak yang hilang di Gaza, dan meminta pertanggungjawaban.

"Keluarga-keluarga tersiksa oleh ketidakpastian akan keberadaan orang-orang yang mereka cintai. Tidak ada orang tua yang harus menggali reruntuhan atau kuburan massal untuk mencari jasad anak mereka. Tidak ada anak yang boleh sendirian, tanpa perlindungan di zona perang. Tidak boleh ada anak yang ditahan atau disandera," tambahnya.

Khaled Quzmar, direktur umum organisasi hak-hak anak Defense for Children International Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dampak yang mereka saksikan dalam konflik di Gaza mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan pada saat perang dunia kedua.

"Ini adalah perang melawan anak-anak. Anak-anak di Gaza adalah korban besar dari genosida Israel di Gaza," kata Quzmar.

Kritik internasional telah meningkat di tengah-tengah meningkatnya jumlah korban jiwa dalam perang tersebut, serta memburuknya krisis kemanusiaan.

Namun, pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali bahwa ia tidak akan menyetujui kesepakatan apa pun yang menetapkan penghentian perang Israel di Gaza.

AL JAZEERA

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus