Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Arab saudi Mohammed bin Salman dilaporkan masih berkomunikasi dengan penasihat utamanya Saud al-Qahtani, yang dituduh mendalangi pembunuhan Jamal Khashoggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The Washington Post, yang dilansir Aljazeera 12 Januari 2019, mendapatkan informasi ini dari dua narasumber anonim AS dan Saudi bahwa MBS tetap meminta saran dari al-Qahtani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koresponden Washington Post urusan keamanan global, David Ignatius, mengatakan narasumber AS yang baru-baru ini bertemu dengan MBS mengatakan bahwa al-Qahtani memiliki banyak file dan dokumen.
"Bayangan Anda bahwa ada perpecahan radikal dengannya sangat tidak realistis," kata sumber itu. Hal ini dikonfirmasi oleh narasumber Saudi yang dekat dengan keluarga kerajaan.
"Masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan atau dialihkan olehnya (al-Qahtani)," tambah sumber tersebut.
Saud al-Qahtani, pembantu utama Pangeran Mohammed bin Salman.[Twitter Saud al-Qahtani/@saudq1978]
Kabar terakhir tentang al-Qahtani pada 15 November ketika ia dicekal keluar negeri oleh Kejaksaan Agung Arab Saudi, yang mengatakan dirinya sedang diselidiki terkait pembunuhan Jamal Khashoggi.
Al-Qahtani diyakini memainkan perang penting dalam pembunuhan Jamal Khashoggi. Laporan Reuters bahkan menyebut al-Qahtani menghubungi algojo Khashoggi di lokasi pembunuhan dan sempat menghardik Khashoggi via Skype sebelum dihabisi.
Sebelum pembunuhan, al-Qahtani bahkan pernah membujuk Khashoggi kembali ke Arab Saudi, menurut laporan NBC News, 24 Oktober 2018.
Namun narasumber Saudi mengatakan kepada Washington Post bahwa al-Qahtani baru-baru ini berkunjung ke Uni Emirat Arab dua kali, meskipun dia menjalani tahanan rumah.
Penasihat utama Mohammed bin Salman itu juga disebut-sebut bertemu dengan perwakilan senior dari Pusat Studi dan Urusan Media Kerajaan Saudi, dan mengatakan kepada al-Qahtani bahwa dirinya dijadikan kambing hitam sesaat setelah pembunuhan Jamal Khashoggi.