Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Orang Indonesia Dirikan Warkop di Swiss, Obati Rindu Kopi dari Tanah Air

Kopi Indonesia diusung oleh pasangan suami istri asal Swiss di kedai kopi Omnia Coffee. Mengobati rindu akan kopi di tanah air.

21 Juli 2024 | 09.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rindu rasa kopi Indonesia di Swiss, khususnya di Zurich, akan terobati jika mampir ke Omnia Coffee. Kedai kopi di jalan Stauferstrasse, Zurich ini, memang khusus menyajikan racikan kopi Indonesia. "Ya semua kopi dari Indonesia, baik yang Arabika atau Robusta,“ ujar Alista Ponti, seorang perempuan asal Indonesia yang merupakan pemilik kedai ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk menjaga rasa kopi tetap ala Indonesia, Martin Ponti, suami Alista, sangat ketat mengontrol kualitasnya. "Kami datang langsung ke Indonesia, mengawasi bagaimana roasted kopi kopi ini," ujar Martin Ponti yang merupakan warga negara Swiss ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Martin sendiri tercatat sebagai ahli kopi di Indonesia. "Saya pernah bekerja sebagai quality controll di perusahaan kopi di Jakarta," kata penggemar Vespa itu. Keahliannya ini, kini diterapkan di Omnia Coffee yang didirikan bersama sang istri.  

Hasilnya laris manis. Pelanggan menyukai kopi racikan Martin Ponti. "Rata-rata pengunjung Omnia Coffee yang di Zurich ini mencapai 150 orang per hari," kata Martin. Hari Sabtu, merupakan hari yang paling ramai pengunjung.

Sejak dibuka dua tahun lalu, Omnia Coffee kini membuka cabang kedua di Aarau, tepatnya di stasiun kereta api Aarau. "Ya, yang di Aarau, Ombak Coffee, lebih besar, bisa untuk masak," katanya saat ditemui di kedainya beberapa waktu lalu.

Pengunjung Ombak Coffee, mencapai 300 pelanggan setiap harinya. Ia sedang mempersiapkan Ombak Coffee yang ada di Aarau, juga akan menyediakan makanan Indonesia. "Rencananya bakso, baru dalam tahap persiapan," katanya.

Berkembangnya Omnia Coffee bukan berarti perjalanan usaha ini mulus saja. Martin dan Alista mengawali usaha ini ketika Covid belum sepenuhnya redah. "Saat Covid kami hanya bersiap-siap, begitu covid usai kami langsung tancap gas," kata Alista. 

Tidak jarang obrolan dengan pelanggan juga terbatas. "Masih was was dengan covid saat itu," ujar Allista.

Tidak hanya berhasil membuka cabang baru di kota lain, Omnia Coffee juga menyuplai empat restoran di Zurich. Salah satunya restoran vegetarian Dapoer Indonesia. "Kami tidak agresif, mereka datang sendiri kemari untuk disuplai kopi ala Omnia Coffee," ujar Martin. 

Jikapun ada restoran atau kedai kopi yang ingin disuplai kopi ala Omnia Coffee, ada syarat khusus. "Mereka harus menyajikan kopi sesuai petunjuk membuat kopi dari kami," kata Martin. Tanpa panduan praktis, Omnia Coffee tidak akan memberikan kopinya dengan mudah. 

Harga yang dipatok Omnia Coffee cukup standar untuk Swiss. Antara lain mulai dari Expresso seharga 4,5 Swiss Franch, setara Rp 81 ribu, hingga dirty chai latte seharga 8 swiss franch atau Rp 144 ribu. 

"Namun yang paling laris itu kopi susu gula aren," kata Martin. Minuman favorit orang Swiss ini dibandrol 7 swiss franch, setara Rp 126 ribu.

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus