Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pasukan Kementerian Darurat Belarusia Siap Diturunkan untuk Konflik Bersenjata

Meskipun tidak mengirim pasukannya sendiri ke Ukraina, Lukashenko mengizinkan Moskow menggunakan wilayah Belarusia untuk melancarkan invasi.

25 Juli 2023 | 12.41 WIB

Pejuang dari kelompok tentara bayaran Wagner Rusia dan seorang anggota dinas Belarusia ikut serta dalam pelatihan bersama di jajaran militer Brest di luar Brest, Belarusia, dalam gambar diam yang dirilis 20 Juli 2023. Kementerian Pertahanan Belarusia/Handout via REUTERS
Perbesar
Pejuang dari kelompok tentara bayaran Wagner Rusia dan seorang anggota dinas Belarusia ikut serta dalam pelatihan bersama di jajaran militer Brest di luar Brest, Belarusia, dalam gambar diam yang dirilis 20 Juli 2023. Kementerian Pertahanan Belarusia/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian situasi darurat Belarusia menyelesaikan pelatihan mempersenjatai dan militer personelnya untuk siap membantu kementerian pertahanan dan dalam negeri jika terjadi konflik bersenjata, kata kepala kementerian darurat, Senin, 24 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Darurat Vadim Sinyavsky mengatakan kepada televisi negara bagian Belarus 1 bahwa karyawan akan siap membantu kementerian "jika terjadi konflik bersenjata atau semacam kerusuhan yang harus melibatkan sejumlah besar personel."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan awal tahun ini dia ingin "setiap orang - dan tidak hanya seorang pria" untuk setidaknya dapat menangani senjata untuk menanggapi tindakan agresi.

Meskipun tidak mengirim pasukannya sendiri ke Ukraina, Lukashenko mengizinkan Moskow menggunakan wilayah Belarusia untuk melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

Belarusia dan Rusia sejak itu mengadakan beberapa latihan militer bersama, dan pada Juni Lukashenko mengizinkan negaranya untuk digunakan sebagai pangkalan senjata nuklir Moskow, sebuah langkah yang dikecam secara luas oleh Barat.

Lukashenko juga sering bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan perjalanan dua hari terakhir presiden Belarusia ke Moskow berakhir pada Senin, di mana kedua pemimpin berbicara tentang "kemitraan strategis."

Rusia dan Belarusia terhubung dalam kemitraan yang disebut "negara serikat" di mana Moskow sejauh ini merupakan pemain dominan.

Persepsi bahwa Lukashenko, seorang paria di Barat, bergantung pada Putin untuk kelangsungan hidupnya telah mengipasi ketakutan di Kyiv bahwa Putin akan menekannya untuk bergabung dengan serangan darat baru dan membuka front baru dalam invasi Rusia ke Ukraina.

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus