Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI membenarkan kabar Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia tahun ini. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan pihaknya sedang membahas tanggal kunjungan dan berharap Paus Fransiskus bisa segera datang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sekarang kami sedang membahas tanggal kunjungan yang baru, kami harapkan bisa terlaksana secepatnya," kata Iqbal pada Rabu, 20 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iqbal mengatakan, sebenarnya pemimpin umat Katolik itu mau datang ke Indonesia pada 2020 lalu. Namun rencana tersebut batal karena adanya pandemi Covid 19. Dia menambahkan tanggal persis dan jam kunjungan Paus tahun ini masih belum diketahui.
Kabar Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan kerja ke Indonesia sempat ramai di media sosial. Menurut informasi yang beredar, Paus akan datang ke tanah air pada 2-6 September 2024. Ignatius Jonan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral disebut-sebut akan memimpin proses kedatangan Paus ke Indonesia tersebut.
Sebelumnya pada 2022, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pernah bertolak ke Vatikan. Dalam kunjungannya itu, ia berencana untuk mengundang Paus Fransiskus ke Indonesia. Yaqut mengatakan tujuannya mengundang Paus Fransiskus adalah untuk menyapa umat Katolik tanah air.
"Tujuan kunjungan kami ke Vatikan mengundang Paus Fransiskus untuk menyapa umat Katolik dan menyaksikan keragaman yang dimiliki Indonesia. Sebelum pandemi, Paus berencana datang ke Indonesia tapi batal karena pandemi,” ujar Yaqut lewat keterangannya, Rabu, 8 Juni 2022
Saat itu, Yaqut mengatakan bahwa Kementerian Agama telah mencanangkan 2022 sebagai Tahun Toleransi. Pencanangan ini menjadi salah satu wujud komitmen kuat dari pemerintah untuk senantiasa merawat toleransi, baik toleransi sosial, agama, maupun politik. Hal itu, kata Yaqut, menjadi modal sosial yang sangat penting untuk membangun bangsa.
“Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai barometer kehidupan keberagamaan yang rukun dan harmoni dalam keberagaman, serta masyarakatnya toleran dan saling menghargai perbedaan,” ujar dia.
Ia menegaskan, Kementerian Agama bertugas melayani umat dari semua agama. "Tidak ada diskriminasi. Kita harus saling hormat-menghormati antar sesama pemeluk agama, serta saling menghormati mereka yang berbeda keyakinan,” tutur Yaqut.
Paus Fransiskus lahir dengan nama Kardinal Jorge Bergoglio. Ia berasal dari Argentina dan terpilih menjadi paus baru 13 Maret pada 2013 menggantikan Paus Benediktus XVI yang mundur pada 28 Februari 2013. Ia menjadi paus pertama yang berasal dari Ordo Jesuit, dan juga orang Amerika Latin pertama dalam sejarah modern yang memimpin 1,2 miliar umat Katolik.
Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang memiliki gaya hidup yang sederhana. Sumber mengatakan, ia merupakan individu yang sangat rendah hati, sering menggunakan transportasi umum dalam kehidupan sehari-harinya.
Selain itu, Paus Fransiskus lebih memilih untuk tinggal di sebuah apartemen daripada di istana keuskupan. Ia juga menolak untuk menggunakan mobil limousine, dan bahkan memasak makanannya sendiri.
Salah satu keputusan besar yang diambilnya saat memimpin umat Katholik global adalah mendukung pemberkatan bagi pasangan sesama jenis. Pada saat itu, Paus Fransiskus menyatakan bahwa orang-orang di dalam Gereja Katolik yang menolak keputusan tersebut telah membuat "kesimpulan yang keliru" karena mereka tidak memahami alasan di baliknya.
RIZKI DEWI AYU
Pilihan editor: Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem