Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pengungsi di Turki pada Jumat, 28 Februari 2020, bersiap menuju Eropa setelah sumber di Pemerintah Turki menyebut sejumlah pintu perbatasan sudah dibuka. Turki membuka pintu perbatasan negara itu ke Eropa setelah 33 tentara Turki gugur diduga oleh pasukan Rusia yang mendukung militer Suriah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari reuters.com, Turki berbatasan dengan dua negara anggota Uni Eropa, yakni Yunani dan Bulgaria. Kedua negara itu berjanji tidak akan mengakui para imigran yang masuk dan akan memperkuat wilayah perbatasan mereka dengan Turki menyusul ancaman Pemerintah Turki membuka lagi pintu perbatasannya dengan Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga berjalan di antara tenda tempat tinggal terpadu bagi pengungsi terdampak gempa di Loli Saluran, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Sabtu, 13 Oktober 2018. Tenda ini merupakan hasil kerja sama Palang Merah Indonesia dan Bulan Sabit Merah Turki. ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
Perbatasan Turki dengan negara-negara Eropa ditutup pada 2015 – 2016 untuk meredam krisis imigrasi dimana ada lebih dari sejuta orang menyeberang ke Eropa, bahkan dengan berjalan kaki. Namun serangan pada Kamis, 27 Februari 2020 yang menewaskan puluhan tentara Turki di Suriah telah membuat negara itu memutuskan untuk tidak lagi menghentikan para pengungsi Suriah menuju Eropa, baik lewat laut atau pun darat. Aparat kepolisian dan perbatasan sudah tidak ada lagi.
“Semua pengungsi, termasuk yang dari Suriah diperbolehkan melintasi Uni Eropa,” kata sumber di Pemerintah Turki.
Dalam hitungan jam, ratusan imigran yang beberapa dari mereka menggunakan masker untuk menghindari infeksi virus corona, mulai berdatangan di pintu perbatasan Turki ke Eropa. Sahin Nebizade, 16 tahun, pengungsi asal Afganistan, mengatakan dia dan teman-temannya mendengar berita soal perbatasan ke Eropa yang dibuka dan tanpa membuang tempo mereka berkemas, naik taksi ke wilayah pinggir Istanbul.
Perdana Menteri Yunani Deskripsi Kyriakos Mitsotakis mengatakan tidak akan mengizinkan para imigran itu melintasi negaranya. Sedangkan Pemerintah Bulgaria memperkirakan bakal ada krisis imigran baru, bahkan lebih buruk karena saat yang sama negara-negara Eropa juga sedang terseok-seok mengatasi penyebaran virus corona. Atas keputusan Turki itu, Uni Eropa mengatakan Ankara telah membuat pengumuman tidak resmi atas perubahan kebijakan di perbatasan.