Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Iran menangkap 67 orang dalam serangkaian operasi melawan korupsi dan kejahatan keuangan. Ini dilakukan pemerintah karena negara itu menghadapi sanksi baru dari AS dan kecaman publik terhadap kecurangan dan korupsi.
Dilaporkan Reuters, 13 Agustus 2018, pengadilan khusus segera dibentuk untuk mengadili para tersangka setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyerukan tindakan hukum "cepat dan adil" untuk menghadapi perang ekonomi oleh musuh-musuh asing.
Baca: Sanksi Ekonomi Diperketat Amerika Serikat, Iran Latihan Militer
Mata uang riyal telah kehilangan sekitar setengah dari nilainya sejak April karena kekhawatiran tentang sanksi, sementara beredar permintaan besar untuk dolar AS di kalangan rakyat Iran yang mencoba melindungi tabungan mereka.
Anggota parlemen Iran membakar kertas bergambar bendera AS, di Teheran, Iran, 9 Mei 2018. Iran telah menandatangani kesepakatan nuklir di Wina, Austria, pada 2015 bersama enam negara superkuat, yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina, serta Uni Eropa. AP Photo
Biaya hidup di Iran juga meningkat, memicu demonstrasi memprotes kecurangan dan korupsi, dan banyak pengunjuk rasa meneriakkan slogan anti-pemerintah.
"Enam puluh tujuh tersangka telah ditangkap, beberapa di antaranya dibebaskan dengan jaminan, dan lebih dari 100 orang termasuk pegawai pemerintah dan pejabat, serta karyawan swasta dan lainnya telah dicekal," kata juru bicara pemerintah, Gholam hossein Mohseni Ejei. Dilaporkan Tehran Times, lebih dari 100 pejabat pemerintah dilarang ke luar negeri.
Baca: Donald Trump Ancam Perusahaan yang Berbisnis dengan Iran
Bank sentral dan peradilan telah menyalahkan "musuh asing" atas jatuhnya mata uang dan kenaikan harga koin emas.
Mereka yang ditahan termasuk mantan deputi bank sentral. Beberapa orang menghadapi dakwaan hukuman mati.
Pengadilan telah mengusulkan bahwa musuh bebuyutan Amerika Serikat dan Israel, serta saingan regional Arab Saudi dan lawan-lawan pemerintah yang hidup di pengasingan, menyebabkan kerusuhan dan mengobarkan perang ekonomi untuk mengguncang Iran.
Baca: Tak Hirau Ancaman AS, Cina dan Jerman Tetap Bisnis dengan Iran
Amerika Serikat pada minggu ini memberlakukan kembali sanksi atas pembelian dolar Amerika Serikat, perdagangan emas dan logam mulia serta batu bara dan perangkat lunak yang terkait dengan industri. AS juga berencana memberlakukan sanksi lebih berat pada November yang ditujukan untuk sektor minyak Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini