Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Populasi Korea Selatan Turun, Jumlah Usia Kerja Terancam Menyusut

Populasi Korea Selatan diperkirakan akan turun untuk pertama kalinya dalam sejarah akibat rendahnya angka kelahiran dan tingginya angka kematian.

10 Desember 2021 | 06.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anak-anak bermain di dalam kolam berisi tomat selama Festival Tomat di Hwacheon, Korea Selatan, 5 Agustus 2017. Festival ini berlangsung dari 4 - 7 Agustus. AP/Ahn Young-joon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Populasi Korea Selatan diperkirakan akan turun untuk pertama kalinya dalam sejarah negeri itu. Berkurangnya jumlah penduduk ini disebabkan sangat rendahnya tingkat kelahiran, tingkat kematian tinggi, dan penurunan jumlah orang asing yang masuk selama pandemi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Total populasi negara itu diperkirakan mencapai puncaknya tahun lalu dengan 51,84 juta orang, turun menjadi sekitar 51,75 juta pada 2021 ini dan diperkirakan tinggal 37,7 juta pada 2070, demikian dilaporkan kantor berita Yonhap mengutip Badan Statistik Korea, Kamis, 9 Desember 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proyeksi terbaru jauh lebih suram dari perkiraan sebelumnya pada 2018, ketika populasi Korea Selatan diperkirakan mulai menurun pada 2029.

Jumlah penduduk dihitung berdasarkan data kelahiran dan kematian serta pergerakan lintas batas orang asing yang tinggal di Korea Selatan selama lebih dari tiga bulan.

Ini menunjukkan bahwa total populasi negara itu kemungkinan akan menyusut menjadi sekitar 51,2 juta pada tahun 2030 sebelum  menjadi 37,7 juta pada 2070, jumlah yang sama dengan 1979.

Dalam skenario terburuk, populasi negara itu kemungkinan akan menyusut menjadi 31,53 juta pada tahun 2070, tingkat yang tercatat pada 1969.

Perkiraan terbaru menggarisbawahi tantangan demografis Korea Selatan dari tingkat kelahiran yang sangat rendah dan penuaan yang cepat.

Populasi Korea Selatan mengalami penurunan alami pertama tahun lalu karena jumlah kematian melebihi bayi yang baru lahir. Tetapi total populasinya diperkirakan akan mulai menurun tahun ini karena persalinan mencapai titik terendah sepanjang masa dan arus masuk orang asing telah turun di tengah pandemi Covid-19.

Banyak anak muda yang menunda atau sama sekali tidak menikah. Beberapa keluarga memilih tidak memiliki anak karena kesulitan ekonomi dan perubahan norma sosial. Jumlah mereka yang menikah turun tajam akibat pandemi Covid-19.

Tingkat kesuburan total negara itu - jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita dalam hidupnya - mencapai rekor terendah 0,84 tahun lalu, jauh lebih rendah dari tingkat persalinan 2,1 yang akan membuat populasi Korea Selatan stabil di 52 juta. Ini menandai tahun ketiga berturut-turut bahwa tingkat kesuburan total di bawah satu.

Tingkat kesuburan total diperkirakan menukik ke 0,7 pada tahun 2024 sebelum pulih menjadi satu pada tahun 2031.

"Tingkat kesuburan dan jumlah bayi baru lahir diperkirakan akan terus menurun selama tiga dan empat tahun ke depan. Penuaan populasi diperkirakan akan berlangsung dengan kecepatan tercepat di dunia," kata Kim Su-young, seorang pejabat di Badan Statistik Korea dalam sebuah konferensi pers.

Penurunan angka kelahiran dikhawatirkan akan memperburuk penurunan besar dalam populasi usia kerja, sebuah fenomena yang dikenal sebagai jurang demografis.

Pada tahun 2020, penduduk usia kerja, atau orang yang berusia 15 hingga 64 tahun, mencapai 37,4 juta, atau 72,1 persen dari total penduduk. Baby boomer, lahir antara tahun 1955 dan 1963, mulai mencapai usia 65 pada tahun lalu.

Populasi tersebut diperkirakan turun rata-rata 360.000 per tahun pada 2020-an dan turun  530.000 per tahun pada 2030-an.

Jika tren ini terus berlanjut, jumlah penduduk usia kerja kemungkinan akan mencapai 17,37 juta pada 2070, atau mencapai 46,1 persen dari total penduduk.

Penurunan terus-menerus dalam populasi usia kerja menimbulkan kekhawatiran potensi pertumbuhan negara dapat terkikis.

Pembuat kebijakan memperingatkan negara itu mungkin menghadapi "gempa usia" mulai tahun 2030-40, kejutan demografi seperti gempa bumi dari penurunan populasi dan penuaan yang cepat, jika masalah ini tidak segera diatasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus