Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Profil Benazir Bhutto, Perdana Menteri Wanita Pertama di Pakistan dan Kematiannya yang Tragis

Benazir Bhutto lahir pada 21 Juni 1953, ia adalah perdana menteri wanita pertama di Pakistan, sebuah negara Islam. Kenapa kematiannya tragis?

23 Juni 2024 | 11.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto Benazir Bhutto ini diambil beberapa saat sebelum ia terbunuh pada 27 Desember 2007 di Rawalpindi, Pakistan. Benazir Bhutto saat itu tengah berdiri dari mobil antipeluru untuk melambaikan tangan ke kerumunan di sekitarnya. Benazir ditembak di bagian leher oleh seorang pembunuh yang kemudian juga meledakkan sebuah bom bunuh diri. Pembunuhan itu terjadi ketika ia baru saja meninggalkan Liaquat National Bagh di Rawalpindi dalam rangka kampanye pemilihan umum pada awal tahun 2008. boredpanda.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Benazir Bhutto, seorang figur dalam sejarah politik Pakistan, lahir pada 21 Juni 1953, di Karachi. Dia adalah putri dari Zulfikar Ali Bhutto, seorang politikus berpengaruh yang mendirikan Partai Rakyat Pakistan (PPP) dan menjadi Perdana Menteri Pakistan pada 1970-an. Benazir tumbuh dalam lingkungan politik yang kuat dan belajar di luar negeri sebelum akhirnya kembali ke Pakistan untuk memimpin dengan karisma dan kebijaksanaan yang tak terbantahkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari Britannica, Benazir Bhutto dibesarkan dalam keluarga yang berpengaruh secara politik. Ayahnya, Zulfikar Ali Bhutto, adalah figur yang sangat dihormati di Pakistan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada 1960-an, Bhutto muda bersekolah di Karachi Grammar School sebelum melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Dia belajar di Radcliffe College, bagian dari Harvard University, di Amerika Serikat, tempat dia mendapatkan gelar sarjana dalam ilmu politik. Karakter intelektualnya yang cerdas dan hasratnya untuk berperan dalam politik menyala semakin kuat ketika dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Oxford di Inggris.

Tak lama setelah Bhutto menyelesaikan studinya pada 1977 dan kembali ke Pakistan, ayahnya digulingkan oleh Jenderal.Mohammad Zia-ul-Haq , yang kemudian mengangkat dirinya sendiri sebagai kepala administrator darurat militer. Setelah ayahnya dieksekusi pada 1979, Bhutto menjadi ketua partai ayahnya, PartaiPartai Rakyat Pakistan (PPP), dan sering menjadi tahanan rumah dari 1979 hingga 1984. 

Di pengasingan dari tahun 1984 hingga 1986, ia kembali ke Pakistan setelah pencabutan darurat militer dan segera menjadi tokoh terkemuka dalam oposisi politik terhadap Zia. Presiden Zia meninggal pada Agustus 1988 dalam kecelakaan pesawat misterius, meninggalkan kekosongan kekuasaan di pusat politik Pakistan. Dalam pemilu berikutnya, PPP Bhutto memenangkan satu blok kursi terbesar di Majelis Nasional .

Pada 1988, Bhutto memenangkan pemilihan umum Pakistan dan menjadi perdana menteri wanita pertama di negara tersebut. Kemenangannya merupakan momen bersejarah, bukan hanya untuk Pakistan tetapi juga untuk perjuangan kesetaraan gender di seluruh dunia.

Bhutto menjadi Perdana Menteri Pakistan dengan keberanian dan visi yang luar biasa, berusaha untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang terpuruk, meningkatkan akses pendidikan, dan memperkuat hubungan luar negeri Pakistan.

Pemerintahan Bhutto dipenuhi dengan tantangan. Dia menghadapi ketegangan politik yang intens, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Bhutto juga menghadapi kritik yang tajam terkait dugaan korupsi dalam pemerintahannya. Meskipun demikian, dia terus bekerja keras untuk memajukan agenda politiknya yang inklusif dan memperjuangkan hak-hak rakyatnya.

Seperti yang dilansir dari laman Biography, tragisnya, perjalanan politik Benazir Bhutto diakhiri dengan sebuah tragedi. Pada 27 Desember 2007, saat melakukan kampanye pemilihan di Rawalpindi, Bhutto menjadi target serangan bom bunuh diri yang mengakhiri hidupnya secara tragis. Kematian Bhutto mengejutkan dunia dan meninggalkan kekosongan besar dalam politik Pakistan.

Meskipun Bhutto telah tiada, warisannya tetap hidup dalam ingatan banyak orang. Dia menjadi simbol perjuangan politik Pakistan dan keberanian wanita di seluruh dunia. Bhutto meninggalkan warisan yang tak terlupakan, menginspirasi jutaan orang dengan dedikasinya untuk mewujudkan perubahan positif dalam masyarakatnya.

Benazir Bhutto adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah politik Pakistan. Dengan keberanian, kebijaksanaan, dan visi yang luar biasa, dia menjadi pionir sebagai perdana menteri wanita pertama di negara tersebut. Meskipun perjalanan politiknya dipenuhi dengan tantangan dan tragedi, warisannya tetap hidup dalam semangat perjuangan dan keadilan. Bhutto bukan hanya memimpin, tetapi juga menginspirasi generasi berikutnya untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih baik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus