Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin siap mengadakan panggilan telepon dengan Presiden AS Donald Trump. Moskow sedang menunggu kabar dari Washington bahwa pihaknya juga siap, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat, 24 Januari 2025 seperti dilansir dari Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump mengatakan pada Kamis bahwa ia ingin bertemu Putin sesegera mungkin untuk memastikan diakhirinya perang dengan Ukraina. Trump mengungkapkan keinginannya untuk mengurangi senjata nuklir, sesuatu yang menurut Kremlin telah jelas diinginkan Putin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Putin sudah siap. Kami menunggu sinyal (dari Washington). Semua orang sudah siap. Sulit untuk menebak apa yang akan terjadi di sini. Begitu ada sesuatu, jika ada sesuatu, kami akan memberi tahu Anda," ujar Peskov saat ditanya apakah Putin dan Trump akan melakukan panggilan telepon pekan ini.
Trump mengatakan di pidato Forum Ekonomi Dunia di Davos melalui tautan video, bahwa ia ingin berupaya untuk mengurangi senjata nuklir. Ia berpikir Rusia dan China mungkin mendukung pengurangan kemampuan senjata mereka sendiri.
"Kami ingin melihat denuklirisasi dan saya akan memberi tahu Anda bahwa Presiden Putin sangat menyukai gagasan untuk mengurangi nuklir. Dan saya pikir seluruh dunia, kami akan membuat mereka mengikuti, dan China juga akan mengikutinya," kata Trump.
Peskov mengatakan Putin telah menjelaskan bahwa ia ingin melanjutkan negosiasi pelucutan senjata nuklir sesegera mungkin. Pembicaraan seperti itu, kata Peskov, perlu lebih luas dibandingkan sebelumnya untuk mencakup persenjataan nuklir negara lain, termasuk milik Prancis dan Inggris.
"Jadi ada sesuatu yang perlu dibicarakan, kita perlu bicara. Waktu telah hilang dalam banyak hal. Kita telah berbicara tentang minat tersebut sebelumnya, jadi keputusan ada di tangan AS, yang telah menghentikan semua kontak substantif dengan negara kita," kata Peskov.
Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru, atau New START, yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan Amerika Serikat dan Rusia, dan pengerahan rudal dan pembom berbasis darat dan kapal selam untuk mengirimkannya, akan berakhir pada tanggal 5 Februari 2026. Ini adalah pilar terakhir pengendalian senjata nuklir yang tersisa antara dua kekuatan nuklir terbesar dunia.
Peskov juga mengomentari pernyataan Trump bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky siap untuk mencapai kesepakatan damai. Ia menunjukkan bahwa Zelensky, dalam dekrit tahun 2022, telah mengesampingkan negosiasi apa pun dengan Putin.
"Untuk mencapai penyelesaian, perlu dilakukan negosiasi. (Namun) Zelensky telah melarang dirinya sendiri untuk melakukan hal tersebut melalui dekritnya sendiri."
Zelensky mengatakan minggu ini bahwa setidaknya 200.000 pasukan penjaga perdamaian Eropa akan dibutuhkan untuk mencegah serangan baru Rusia terhadap Ukraina setelah kesepakatan gencatan senjata.