Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah melakukan lawatan selama sepekan ke London, Inggris, mulai Senin 10 Oktober 2022. Lawatan ini dalam rangka kunjungan kehormatan kepada Raja Charles III.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Raja bersama Permaisuri Malaysia Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah melawat mulai hari ini hingga 16 Oktober. Mereka dijadwalkan bertemu dengan Raja Charles III di Istana Buckingham pada 12 Oktober, menurut Pengawas Keuangan Rumah Tangga Kerajaan Ahmad Fadil Shamsuddin, dalam pernyataan media di Facebook Istana Negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ahmad, kunjungan kehormatan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah dan Permaisuri mencerminkan keakraban dengan Raja Charles III. Persahabatan keduanya sudah berlangsung selama empat dekade, dan pernah berolahraga polo berkuda bersama-sama saat remaja di pelbagai kejuaraan internasional.
Ia mengatakan kunjungan tersebut sekaligus mencerminkan hubungan bilateral yang erat antara Malaysia dan Inggris sejak kemerdekaan Malaysia 65 tahun lalu.
Pada 12 Oktober 2022, Raja Malaysia juga dijadwalkan meresmikan Stasiun Janakuasa Battersea, yang merupakan proyek properti investasi ikonik Malaysia di London.
Kawasan properti tersebut mencapai 16,99 hektare, dan pembangunannya melibatkan usaha patungan antara Sime Darby Property, SP Setia Berhad, Kumpulan Wang Simpanan Pekerja dan Pemodalan Nasional Berhad sejak 2012. Nilai pengembangan bruto dari properti ini mencapai 51,53 miliar ringgit atau sekitar Rp170,035 triliun.
Dari segi hubungan bilateral, Inggris merupakan rekan dagang ke-18 terbesar bagi Malaysia pada 2021. Jumlah perdagangan bilateral tercatat mencapai RM17,17 miliar atau sekitar Rp56,612 triliun. Angka tersebut meningkat sebanyak 2,9 persen dibandingkan 2020.
Sedangkan nilai ekspor Malaysia ke Inggris pada 2021 tercatat mencapai RM9,78 miliar atau sekitar Rp32,246 triliun. Sementara nilai impor dari Inggris mencapai RM7,39 miliar atau sekitar Rp24,366 triliun.
ANTARA
Foto 
