Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Majalah Jerman Der Spiegel telah memecat jurnalisnya setelah ketahuan merekayasa berita selama bertahun-tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kebenaran dan kebohongan bercampur dalam tulisannya," kata Der Spiedel di situsnya, menurut laporan Reuters, 20 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Claas Relotius, mantan jurnalis Der Spiegel pemenang berbagai penghargaan, telah menulis sekitar 60 artikel sejak 2011. Di antara laporannya akurat namun Der Spiegel mengatakan beberapa artikelnya "Benar-benar diciptakan atau dihias dengan kutipan yang dimanipulasi atau rekayasa fakta lainnya".
Salah satu tulisan rekayasa Claas Relotius berjudul "En Kinderspiel" tentang kehidupan seorang bocah perempuan selama teror ISIS di Irak.[www.spiegel.de]
Di antara artikel rekayasanya adalah tentang tahanan Guantanamo, penculikan anak-anak oleh ISIS, dan tentang seorang perempuan yang menyaksikan hukuman mati di AS.
Der Spiegel mengatakan telah mengakhiri kontrak kerja Relotius yang berusia 33 tahun dan telah menilis untuk Der Spiegel sejak 2011. Der Spiegel belum mengeluarkan pernyataan lanjutan terkait kasus ini.
Salah satu tulisan rekayasa Claas Relotius berjudul "Die Letzte Zeuigin" tentang perempuan yang menyaksikan proses hukuman mati di AS.[www.spiegel.de]
Majalah Jerman itu mengatakan insiden ini merupakan titik terendah dalam sejarah majalah dan meminta maaf atas perbuatan Relotius.
Der Spiegel juga mengungkapkan sedikitnya 14 artikel yang ditulis Relotius untuk majalah, yang beberapa di antaranya memenangkan penghargaan, tidak layak menurut standar jurnalistik.
"Claas Relotius bertindak dengan sengaja, sistematis dan dengan tingkat pelanggaran yang tinggi," tegas Der Spiegel.
Claas Relotius (tengah).[bild.de]
Relotius pernah mengatakan kepada editornya bahwa "Semuanya bukan tentang hal besar yang akan terjadi. Tapi tentang ketakutan akan kegagalan."
Penghargaan terakhir yang diraih Claas Relotius pada awal Desember, terkait artikel yang mengisahkan seorang anak di tengah perang Suriah. Asosiasi reporter Jerman, yang memberikan penghargaan kepada eks jurnalis Der Spiegel itu terkejut dan marah atas insiden ini.