Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Mesir mengatakan jumlah korban tewas pada aksi brutal di dalam Masjid Rawdah, Sinai Utara, Jumat, 24 November 2017, mencapai 309 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Menurut Direktorat Kesehatan Sinai Utara, jumlah korban sebanyak itu termasuk anak-anak," lapor Middle East Monitor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suasana penuh haru dan duka mendalam mengiringi pemakaman jenazah korban, setelah jenazah disalatkan di masjid setempat. AFP
Sejumlah pria bersenjata sebanyak 25-30 orang melakukan serangan terhadap jemaah masjid saat mereka salat Jumat di Kota Bir al-Abed, Sinai Utara. Mereka melemparkan bom sebelum menembakkan senjata api secara acak.
"Akibat serangan tersebut, 309 orang tewas, termasuk 27 anak, sedangkan 128 lain mengalami luka-luka," kata Kejaksaan Mesir melalui sebuah pernyataan.
Pihak berwenang Mesir sebelumnya menuturkan kepada media bahwa jumlah korban tewas sebanyak 305 orang. Ini dianggap sebagai sebuah serangan paling mematikan dalam sejarah modern Mesir.
Abdallah Abdel Nasser (14) mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit Suez Canal University usai menjadi korban atas aksi serangan bom dan tembakan di Ismailia, Mesir, 24 November 2017. Aksi serangan mematikan tersebut tidak hanya menewaskan 235 orang tetapi juga melukai 109 warga. AP Photo
Meskipun belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, kuat dugaan pelakunya adalah kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sinai.
Turki mengumumkan hari berkabung nasional satu hari, Senin, 28 November 2017, dengan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan terhadap korban serangan masjid di Mesir.