Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu perusahaan makanan terkemuka di Jerman, Knoor berencana mengganti nama merek sambal rasis setelah bertahun-tahun menuai protes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Knoor akan mengubah nama mereka sambal rasis Zigeunersauce atau gypsy sauce menjadi Paprika Sauce Hungarian Style.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nama sambal gipsi dapat diintepretasikan negatif, kami telah memutuskan memberi sambal Knoor kami dengan nama baru," kata Unilever dalam pernyataanya sebagaimana dilansir The Associated Press, 16 Agustus 2020.
Knoor merupakan salah satu perusahaan di bawah bender Unilever.
Dalam beberapa minggu lagi, sambal pedas yang disukai keluarga Jerman ini akan muncul dengan nama baru.
Ternyata sejumlah kelompok hak-hak sipil sudah bertahun-tahun menyerukan agar Knoor mengubah nama merek sambalnya. Namun Knoor menolaknya pada tahun 2013.
Pergantian nama merek sambal Knoor ini dipicu debat di masyarakat internasional mengenai rasisme.
Kata Zigenuer merupakan ungkapan Jerman untuk merendahkan kelompok minoritas Roma dan Sinti yang telah tinggal di Eropa selama berabad-abad. Namun mereka masih mengalami diskriminasi di Eropa.
Kelompok minoritas Roma dan Sinti hidup hidup di bawah garis kemiskinan dan terpinggirkan tanpa akses yang adil di bidang pendidikan, pekerjaan, atau kesempatan untuk naik ke level lebih tinggi di masyarakat Eropa.
Ironisnya, kelompok masyarakat Roma dan Sinti telah memprotes bahwa sambal itu bukan berasa dari makanan tradisional mereka. Selama bertahun-tahun mereka menuntut agar nama merek sambal Jerman itu dihapus.
Dengan keputusan baru ini, Ketua Dewan Pusat Roma dan Sinti Jerman menyambut keputusan Knoor untuk tidak lagi menggunakan kata itu dalam bumbu masaknya.