Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga bom meledak di Sittwe, ibukota negara bagian Rakhine, Myanmar pada Sabtu subuh waktu setempat, 24 Februari 2018. Satu bom meledak di halaman belakang rumah seorang pejabat tertinggi di kota itu dan dua bom lainnya meledak dekat pengadilan tinggi dan kantor pertanahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga bom yang meledak di Sittwe mengakibatkan satu polisi terluka. Tidak ada korban tewas.
Baca: Myanmar Melarang Pengungsi Rohingya Kembali, Kenapa...
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut juru bicara polisi Myanmar, Myo Thu Soe, polisi juga menemukan tiga bom rakitan yang belum meledak di Sittwe.
Aparat kepolisian Myanmar masih menyelidiki dan memburu siapa di balik peledakan tiga bom di tiga tempat berbeda itu.
"Ada beberapa tersangka, tapi tidak dibicarakan sekarang. Polisi berupaya memastikan para tersangka dengan menganalisa struktur bom," kata Myo Thu Soe kepada Reuters, 25 Februari 2018.
Baca: Utusan Khusus PBB untuk Myanmar: Indikasi Kuat Militer Genosida
Tiga bom meledak bertepatan setelah tiga hari bom berkekuatan besar meledak di kota Lashio, kawasan timur Myanmar, yang menewaskan sejumlah karyawan bank dan melukai sekitar 24 orang.
Tidak ada satupun yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tiga bom di Sittwe. Begitu juga akun Twitter pemberontak Rohingya, Angkatan Bersenjata Pembebasan Rohingya Arakan tidak menuliskan apapun tentang ledakan tiga bom di Sittwe.
Rakhine juga menjadi rumah bagai kelompok pemberontak Rakhine, seperti Angkatan Bersenjata Pembebasan Rohinghya Arakan.
Baca: Bom Molotov Dilemparkan ke Vila Aung San Suu Kyi
Untuk mengatasi keamanan kota, menurut Kepala Kepolisian Rakhine, Kolonel Aung Myat Moe, aparat memperketat keamanan di kota dan polisi memeriksa jalan keluar Sittwe, kota yang dilanda konflik akibat pengusiran orang-orang etnis Rohingya dari Myanmar dan mereka menyelamatkan diri ke Bangladesh.