Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

19 Mei 2024 | 09.41 WIB

Pengungsi Palestina yang berlindung di sebuah sekolah meninggalkan Rafah setelah pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Kota Gaza selatan, di Jalur Gaza selatan 13 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Perbesar
Pengungsi Palestina yang berlindung di sebuah sekolah meninggalkan Rafah setelah pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Kota Gaza selatan, di Jalur Gaza selatan 13 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB yang menangani pengungsi Palestina, UNRWA menyatakan sebanyak 800.000 orang terpaksa meninggalkan Rafah sejak Israel menyerang wilayah ini. Ketua UNRWA Phillippe Lazzarini menyatakan hampir separuh penduduk Rafah sudah meninggalkan kota ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Hampir separuh penduduk Rafah atau 800.000 orang terpaksa mengungsi sejak pasukan Israel memulai operasi militer di wilayah tersebut pada 6 Mei,” kata Lazzarini dalam sebuah postingan di situs media sosial X.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum Rafah, warga Gaza telah mengikuti perintah evakuasi dengan meninggalkan Khan Younis. “Setiap kali mengungsi, mereka terpaksa meninggalkan sedikit harta benda yang dimiliki. Setiap kali, mereka harus memulai dari awal lagi,” ujarnya. 

Israel mengatakan serangan darat di Rafah sangat penting dalam perjuangannya melawan militan Palestina. Israel mengklaim bahwa Rafah adalah benteng terakhir Hamas di Gaza.

Sebelum operasi dimulai, Israel memerintahkan ratusan ribu warga Gaza yang berlindung di beberapa bagian timur kota tersebut untuk pergi. ISrael menggambarkan operasi mereka di sana sebagai tindakan yang terbatas.

Sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat, menyatakan keberatannya terhadap perluasan operasi di Rafah, tempat 1,4 juta warga sipil Palestina berlindung sebelum operasi dimulai.

Bentrokan hebat dan pemboman mengguncang Rafah pada hari Sabtu, ketika Israel terus melancarkan serangan terhadap militan Hamas.

Lazzarini mengatakan orang-orang mengungsi ke daerah-daerah yang tidak mempunyai persediaan air atau sanitasi yang memadai.

Menurut dia, Al-Mawasi, sebuah kota seluas 14 kilometer persegi di pesisir pantai, serta pusat kota Deir el-Balah, “dipenuhi” dengan pengungsi baru-baru ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus