Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa mengalahkan Rusia di Ukraina “tidak mungkin”. Dalam wawancara dengan mantan pembawa acara Fox News, Tucker Carlson, yang disiarkan pada Kamis, Putin juga mengatakan bahwa ia tidak berupaya memperluas perang ke negara-negara tetangga seperti Polandia dan Latvia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam wawancara selama dua jam, Putin berbicara panjang lebar tentang sejarah Eropa Timur dan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemimpin Rusia tersebut mengatakan bahwa pemerintahnya menjalin kontak dengan Amerika Serikat dan bahwa penyelesaian perang secara damai hanya akan mungkin terjadi jika Washington berhenti memasok senjata ke Ukraina.
“Saya akan memberi tahu Anda apa yang kami katakan mengenai masalah ini dan apa yang kami sampaikan kepada para pemimpin AS,” kata Putin.
“Jika Anda benar-benar ingin berhenti berperang, Anda harus berhenti memasok senjata. Ini akan selesai dalam beberapa minggu, itu saja, dan kemudian kita dapat menyetujui beberapa persyaratan. Sebelum Anda melakukan itu, berhentilah.”
Kremlin mengatakan Putin setuju untuk duduk bersama Carlson karena dia memberikan pandangan yang tidak sepihak mengenai perang di Ukraina.
Carlson telah berulang kali mempertanyakan alasan dukungan AS terhadap Kyiv. Dalam sebuah video yang diposting di media sosial minggu ini, ia mengkritik media AS karena liputan mereka yang “menjilat” terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sebelum wawancara, Carlson menuai kritik karena melakukan perjalanan ke Moskow untuk mewawancarai pemimpin Rusia tersebut. Mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyebut jurnalis itu sebagai “orang bodoh yang berguna”.
Kremlin mengatakan Putin menyetujui wawancara Carlson karena pendekatan mantan pembawa acara Fox News itu berbeda dengan pemberitaan “sepihak” mengenai konflik Ukraina yang dilakukan banyak media Barat.
Carlson dinilai memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden AS Donald Trump yang diperkirakan menjadi kandidat Partai Republik pada pemilu presiden AS November mendatang.
Trump telah menyerukan de-eskalasi perang di Ukraina, di mana pemerintahan Biden sangat mendukung pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan mengeluhkan bantuan miliaran dolar yang telah dikirim sejauh ini.
Sementara itu, Carlson mengatakan banyak liputan media Barat mengenai perang tersebut bias dan berpihak pada Kyiv.
REUTERS | AL JAZEERA