MENARIK perbandingan Mormon sebagai "Ahmadiyah Kristen" sih
boleh saja. Tapi yang orang harapkan dari TEMPO tidak hanya
sekedar itu.
Ambil contoh konsepsi/persepsi tentang wahyu. Dalam omong-omong
santai di rumahnya awal 60-an, bapak sosiologi Indonesia Prof.
Djojodiguno berkisah: dia dan istri melihat wahyu keraton berupa
bola emas turun ke rumah Bung Karno pada awal revolusi. Pertanda
BK pemimpin yang dibenum Tuhan . . . Kalau orang Jawa
memateri-kan wahyu berupa bola emas, Mormon me-materi-kannya
dengan ujud lempeng emas. Dari segi ini judul artikel TEMPO
harusnya bukan Mormon Ahmadiyah Kristen, tetapi Mormon Kejawen
Amerika.
Tentang kesinambungan wahyu, betapa prinsipilnya perbedaan
Ahmadiyah dengan Mormon. Dalam kata kesinambungan tersiat
pengertian jalur dan validitas. Nabi Yunus, adalah nabi
sederhana yang diakui ketiga ummat Yahudi, Kristen dan Islam.
Dalam tesis Hazrat Ahmad, Yunus dan Isa a.s. adalah bintang dan
bulan dalam sun system-nya Musa Israili -- sebagaimana beliau
sendiri Mirza Ghulam Ahmad red) adalah bulan, yang hanya
menerima sinar dari matahari dalam tata surya kerajaan rohani
Muhammadi.
Mengenai kedatangan nabi sesudah Muhammad, saya tidak sependapat
kalau dikatakan sebagai khas Ahmadiyah. Ketika masa kecil saya
di kampung, kedaangan Imam Mahdi dan Isa merupakan buah bibir
orang tua-tua. Munculnya gejala alam sedikit aneh seperti
bintang kemukus tentu dikaitkan dengan kedatangan tokoh itu.
Menurut Ensiklopedia Indonesia, kepercayaan itu merupakan
eschatologi ummat Islam. Tanyakan pada NU, karena merupakan
keputusan Muktamar tahun 30-an. Disebut dalam kl. 250 buah
hadis. Dalam Al-Qur'an? Ya mungkin di sinilah persoalannya:
Karib saya, seorang kolumnis, menyatakan tidak terdapat ayat
yang tegas mengatakan akan ada nabi sesudah Muhammad. Amboi.
Ambillah kalimat pendek pertama dalam surat paling pendek: al
Kautsar. "Telah kami beri engkau harta yang melimpah." Bukankah
Al-Qur'an, kata Nabi, punya tujuh lapis pengertian zahir, tujuh
lapis batin? Kesinambungan wahyu-yang-tidak-syariat, yang tidak
membawa agama baru, adalah jalan berfikirnya Al-Qur'an,
Rasulullah dan para sahabat.
Telah lahir puluhan bulan dan gemintang dalam tata surya Musa
Israeli. Akankah matahari Muhammad sepi sendiri?
J.H. LAMARDY
Cilandak XII/34,
Kebayoran.
Konon golongan Islam Jamaah beranggapan, orang yang tidak masuk
golongannya adalah kafir. Saya sendiri pernah mendengar pidato
seorang muballigh di podium terbuka, yang menyatakan barang
siapa percaya bahwa setelah Nabi Muhammad s.a.w. masih ada nabi
lagi, orang itu kafir. Orang yang dimaksud Muballigh kita itu
pasti saja orang Ahmadiyah (Qadian).
Kemudian menurut buku Qadianism, A Critical Study tulisan S.
Abul Hasan Ali Nadwi, 1975, sebagai telah dikutip Tuan Chcfik
Chehab (TEMPO, 10 November, Komentar), Mirza Ghulam Ahmad dan
puteranya, Basyiruddin Mahmud, yang kemudian menjadi Khalifah
Jemaat Ahmadiyah II, berkata bahwa barang siapa tidak percaya
kepada da'wah Mirza Ghulam Ahmad (sebagai Nabi Isa dan Mahdi
yang dijanjikan oleh Nabi Muhammad s.a.w.), orang itu bukan
Islam --atau keluar dari Islam.
Saya baca buku A Short Sketch Of Ahmadiyya Movement in Islam
susunan M. Th. Houtsma, orientalis Prancis (pertama kali terbit
dalam Review af Religions tahun 1907. Tertulis dalam halaman 2
baris-baris terakhir dan halaman 3: "In 1891, Ahmad declared
that the Muslims were in error in believing Jesus Christ to be
alive, that he was dead, and that Almighty God had raised him
(Ahmad) in the spirit and power of Jesus Christ, in accordance
with the promise contained in prophecies speaking of the advent
of Messiah in the last ages. "
Klaimnya yang demikian itu menimbulkan reaksi dan oposisi yang
keras di kalangan para ulama. Sehingga "Maulvi Mohammad Husein,
the admirer of former days, stirred up the whole country from
one end to the other with fatwa of heresy against him. The
praparation of the fatwa cost the Maulvi immense pains for he
had to travel from place to place to obtain the signatures of
the leading Mullas and Maulvies of the country. The Verdict
returned was one of archheresy and the exasperated Mullas gave
vent to their bitter feelings against the claimant in the nar.
sbest words and Jronoun(fd almost hntish judgments. They
enjoined the Muslim public to refrain from having any connection
with any member of the new movement. Marriage relations with
them were utterly forbidden Muslim grave-yards were pronounced
to be too sacred for them places of public-worship were declared
closed for them and their persecution was announced to be a
meritorious deed."
Bahkan beberapa Mullah went farther still and declared that the
founder and the members of the movement could be murdered with
impunity their murder being a deed of great merit and their
properties could be taken away by all unlawful means."
Fatwa Maulvi Mohammad Husein yang didukung para ulama (mullah
dan maulwi) itu, kalau kita simak dengan cermat, bukan hanya
sekedar memberi cap 'kafir' melainkan sungguh menyeramkan.
Kenyataannya, sekarang, anggota golongan ini dilarang menunaikan
ibadat haji ke Makkah oleh Pemerintah Saudi Arabia tentunya
juga karena fatwa para ulama bahwa mereka "kafir" dan "bukan
Islam".
Kemudian dari cerita-cerita orang-orang tua, saya dapat tahu
bahwa para pengikut Imam Muhammad bin Abdul Wahab (Kaum Wahabi)
dulu juga dikafirkan oleh ulama-ulama aliran lain. Kaum Wahabi
dilarang menunaikan ibadat haji ke Makkah. Bahkan menurut
Shorter Encyclopedia of Islam halaman 621, Sayyid Ahmad Barelwi,
tokoh Wahabi dari benua India, diusir dari Makkah tatkala
menunaikan ibadat haji tahun 1822-1823.
Dengan demikian, jelas bahwa kalau kita perturutkan fatwa para
ulama, maka sudah tidak ada orang Islam lagi (?)
Akan halnya apa yang disebut "bahan pikiran baru" buat Kejagung
oleh Tuan Chefik Chehab itu, itu sesuatu yang cukup halus --
tentu dipahami oleh Sdr. Mahar Effendi. Tetapi saya kira, kalau
dasarnya cuma apa yang disuratkan oleh Tuan Chefik Chehab,
KEJAGUNG tentunya akan terlebih dahulu memperhatikan kenyataan
sejarah yang telah saya tuliskan itu.
SUPARNO HASANMIHARJO
Jl. Paledang 108,
Karawang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini