Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Cemas menanti yang tak pasti

2 Januari 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa sebenarnya yang terjadi pada pergantian tahun ini, tak ada yang bisa memastikan. Juga tak ada penjelasan resmi. MENANTI adalah pekerjaan yang sangat mencemaskan, apalagi kalau yang datang tidak diketahui apa wujudnya. Seperti itulah kita menunggu datangnya pergantian tahun sekarang ini. Tenggang waktunya hanya beberapa menit, atau bahkan detik, yakni bergulirnya penunjuk waktu dari pukul 23.59 (tanggal 31 Desember 1999) ke pukul 00.00 (tanggal 1 Januari 2000). Karena waktu di setiap daerah tak sama, pergantian ini menjadi beruntun. Penduduk Bali, misalnya, lebih dulu mengalami ketimbang penduduk Jakarta. Jegler...! Listrik padam. Seluruh pesta dan keramaian menyambut tahun baru berhenti mendadak, gelap, dan tak ada pengeras suara yang bunyi. Sayup-sayup terdengar suara menggelegar, mungkin kapal terbang yang jatuh, atau reaktor nuklir yang meledak, atau rudal yang meloncat dan terbang tanpa kendali. Orang panik menyelamatkan diri dan hartanya, tapi tak bisa mengambil uang di ATM. Akibat panik, huru-hara terjadi, tapi polisi tak berbuat apa-apa karena tak menyiapkan tim khusus untuk ini. Seburuk itukah yang terjadi? Ya, menurut analisis orang-orang komputer, yang tahu apa akibat dari "kutu milenium" ini. Analisisnya, hampir semua benda canggih dikendalikan oleh sistem komputer. Dan ketika perangkat itu tak mengenali 00 sebagai 2000-dan mengira itu adalah 1900-semua sistem jadi ngadat. Kalau dihitung-hitung siapakah yang paling cemas menunggu "kutu milenium" ini, lebih banyak orang yang berpendidikan dibandingkan dengan "orang biasa". Ini bisa dimaklumi: semakin banyak yang diketahui, semakin banyak yang ditakuti. "Orang biasa", katakanlah pedagang sayur, penjual bakso, petani tebu, dan sebagainya, mana pernah pusing mengurusi millennium bug? Tahu saja tidak. (Lihat halaman 56.) Tentu kita tak bisa berkata, berbahagialah orang yang tidak tahu, berbahagialah menjadi "orang biasa". Seharusnya, kalau masalah Y2K (di Indonesia dipakai istilah MKT 2000, tapi tidak populer) benar-benar masalah serius dan akan menjadi "bencana nasional" jika tidak ditanggulangi dengan cepat, semestinya ada tim penerang yang menjelaskan masalah itu secara gamblang kepada "orang-orang biasa". Bukan untuk menularkan kecemasan, melainkan untuk mengantisipasi kemungkin buruk yang terjadi. Selama ini, kesimpangsiuran Y2K lebih banyak daripada penjelasan tentang Y2K itu sendiri. Perusahaan-perusahaan membayar iklan mahal untuk menjelaskan bahwa perusahaannya sudah "Y2K ready". Bank-bank juga semakin gembar-gembor menyebutkan tak ada masalah dengan Y2K, sembari membujuk nasabahnya agar tenang. Tapi Bank Indonesia justru menyiapkan duit begitu banyak untuk antisipasi ini. Seberapa jauh kita mengantisipasi, tak pernah ada penjelasan resmi oleh badan yang resmi. Antisipasi yang dianjurkan lewat internet sudah penuh dengan bumbu-bumbu yang menambah kecemasan. Mungkin kita lagi terjebak pada ketidakpastian yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus