Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marginalia

Berita Tempo Plus

Ondel-ondel

Ondel-ondel, yang dulu konon mengiringi acara para bangsawan Jayakarta, kini menjadi bagian hidup orang yang tak berpunya yang sadar dirinya tak sedang berada di panggung.

30 Januari 2021 | 00.00 WIB

Ondel-ondel
Perbesar
Ondel-ondel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAMPIR tiap sore, saya melihat sesosok ondel-ondel menyusuri jalanan Jakarta Selatan yang berisik. Tinggi dua setengah meter, tambun dengan ukuran pinggang 80 senti, berwajah besar merah atau putih mencolok, ia mudah dilihat dari kejauhan. Melangkah seperti raksasa tipsi sehabis menenggak tuak, ia bergerak minimal, kaku tapi konstan, diiringi musik rekaman tanjidor yang ramai tapi sayu. Pengeras suara yang diletakkan di kereta kecil yang mengiringinya memekikkan bunyi piston, seakan-akan hendak menyaingi bising knalpot motor yang tiap kali lewat. Sementara itu, dalam rombongan ada yang berkeliling membawa kaleng, untuk menerima uang dari orang-orang di pinggir jalan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Goenawan Mohamad

Penyair, esais, pelukis. Catatan Pinggir telah terhimpun dalam 14 jilid. Buku terbarunya, antara lain, Albert Camus: Tubuh dan Sejarah, Eco dan Iman, Estetika Hitam, Dari Sinai sampai Alghazali.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus