Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Kompring: Tambahan Keterangan

Tumbuhan kompring patut diteliti lebih lanjut kegunaannya, seperti tanaman obat-obatan yang sudah lazim. Dari literatur Jerman tanaman ini sudah dikenal dan yang dimanfaatkan adalah akarnya. (kom)

4 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENANGGAPI tulisan Sdr. Ir. H.M. Sanusi 'Komentar' TEMPO No.18 Thn. IX, saya sependapat: bahwa tumbuhan kompring atau Symphytum officinale L patut diteliti lebih lanjut sederajat dengan tanaman obat-obatan kita sendiri di sini, dan dengan demikian mengakhiri tragedinya. Berikut ini keterangan lebih lanjut untuk memperkuat alasan itu. Saya kebetulan memiliki sebuah buku tentang tumbuhan/tanaman obat-obatan Eropa dalam bahasa Belanda, terbitan 1934 (!). Buku ini berjudul Kruidenboek tulisan W.H. De Wette, dan merupakan terjemahan buku asli bahasa Jerman, Handbuch der Heilpflanzenkunde (Buku-pegangan tentang Ilmu Tumbuhan Obat-obatan) karangan A.P. Binand. Jadi, dari tahun terbitnya saja dapat disimpulkan, tumbuhan/tanaman yang dimuat di dalamnya, termasuk Symphytum ini, jauh sebelum tahun 1934 sudah dikenal dan dimanfaatkan. Buku tadi pada halaman 191 memuatpenjelasan tentang comfrey cukup lengkap. 1 Taksonomi: Keluarga (familia), Boraginaceae. Tumbuhan umum di Eropa. Nama: Symphytum officinale L. Nama dalam bahasa Belanda: Smeerwortel, scheurwortel, sohuurwortel, spekwortel, atau vetwortel. Nama dalam bahasa Jerman: Beinwell atdu Beinwurzel. 2. Isi zatnya lendir, asparagin, allantoin (garis bawah dari saya) yalah sebuah zat yang dapat dihablurkan), lalu zat-tepung, gula, pelbagai garam dan selanjutnya. 3 Yang digunakan: akarnya, dengan nama farmasi Radix consolidae majoris atau Radix Symphyti officinalis. Tumbuhan ini, akarnya berisi zat seperti lendir yang tak berbau, agak manis dan menyebabkan pengurangan/hilangnya rasa sakit nyeri, gatal-gatal. Nama Yunaninya (Symphytum) menunjukkan sifatnya yang menyembuhkan dan menyambung kembali jalinan/sel-sel juga nama Jermannya Beinwurel = akar yang baik untuk tulang) atau Beinwell (penyambung tulang) menunjukan sifat-sifat baiknya itu. 4 Cara penggunaannya: A. Sebagai obat dalam. Tehnya (15-20 gram akar dengan « liter air) bekerja menyembuhkan rasa sakit dan nyeri dan gatal-gatal di dalam, dan juga dengan sukses digunakan mengobati diare, radang usus, disentri, berludah darah, menghilangkan lendir dalam alur pernafasan. Tehnya jika direbus dengan anggur, berjasa baik dalam mengobati penyakit paru-paru: Menghilangkan lendir berdarah juga dapat sembuh dengan teh ini. Sebab obat ini mengurangi batuk dan dengan kuat dapat melepaskan lendir yang mengganggu pernafasan kita. B. Sebagai obat-luar. Misalnya: puder (akar kering yang sudah dijadikan serbuk) bekerja sebagai penghalang pendarahan dan penyembuh lukanya Dr. Bramwell dan Dr. Macalister telah banyak membuat percobaan pengobatan dengan menggunakan ekstrak-nya guna mengobati pelbagai macam pembengkakan karena cidera dan sebagainya, dengan sukses. Mereka berkesimpulan bahwa zatnya yang berjasa yalah allantoin itu. Kompresan: decoctum (hasil rebusan akar = 1 bagian akar kering dengan 10 bagian air, sampai mendidih selama 5 menit) untuk mengompres bagian yang terluka, radang tulang, bengkak-bengkak lama, juga bengkak-bengkak di dada para ibu yang sedang menyusui.... Demikianlah sekedar cukilan/terjemahan dari buku dalam bahasa Belanda tersebut. Dari sini jelas bahwa khasiat yang disebut-sebut dalam media-masa akhir-akhir ini pada pokoknya sama dengan yang termuat dalam buku itu. Ada perbedaan pokok: di sana akarnya yang dipergunakan, sedangkan di sini daun-daunnya (tentunya untuk menghemat bibit tanamannya sendiri?). Bahwasanya sudah ada korban keracunan dan sebagainya justru mungkin karena daun -- yang mestinya akar (kalau menurut kebiasaan di Eropa itu). Lagi pula karcna over dosering, tidak terkontrol. Tidak berbeda seandainya orang menelan 6 tablet aspirin atau kina sekaligus. Kecuali itu mungkin ada sebab-sebab iain, sehingga daya-negatif daun-daun kompring ini tampak lebih menonjol. Pertama, mungkin isi zat, kadarnya serta perbandingan kadar di antara sekian zat di dalam daun-daun berbeda dengan yang ada di dalam akar. Contoh: pada ubi kayu jenis SPP, ubinya tidak baik untuk dijadikan makanan dengan merebusnya, karena berkadar HCN tinggi. Tapi daun-daunnya malahan tetap baik sebagai sayuran, seperti daun ubi kayu jenis lain-lainnya. Kedua, mungkin varitasnya yang disebarluaskan di sini berlainan dengan yang biasa digunakan di Eropa, sehingga isi zat, kadarnya serta perbandingan antara sekian zat itu dapat berlainan pula. Antara lain bisa berbeda, dalam arti merugikan sebagai tanaman obat-obatan. Itu meskipun semuanya tetap dalam takson (menurut Botani) Symphytum officinale L itu. Padi yang biasa kita tanam, bernama ilmiah Oryza sativa, terdiri atas sekian ribu varitas. Begitu pula jagung (Zea Mays), mangga (Mangifera Indica). Kara (roway, kratok), Phaseolus lunatus L, ternyata terdiri atas sekian puluh varitas pula: sebagian dapat langsung dimakan buahnya sebagai sayuran, sebagian lagi tidak, sebab mengandung kadar HCN cukup tinggi sedangkan daun-daunnya umumnya tidak bisa untuk makanan ternak, karena kadar HCN itu pula. R.SOEPRAPTO Jl. Mugas No. 16, Semarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus