MENANGGAPI tulisan Sdr. Ir. H.M. Sanusi 'Komentar' TEMPO No.18
Thn. IX, saya sependapat: bahwa tumbuhan kompring atau Symphytum
officinale L patut diteliti lebih lanjut sederajat dengan
tanaman obat-obatan kita sendiri di sini, dan dengan demikian
mengakhiri tragedinya. Berikut ini keterangan lebih lanjut untuk
memperkuat alasan itu.
Saya kebetulan memiliki sebuah buku tentang tumbuhan/tanaman
obat-obatan Eropa dalam bahasa Belanda, terbitan 1934 (!). Buku
ini berjudul Kruidenboek tulisan W.H. De Wette, dan merupakan
terjemahan buku asli bahasa Jerman, Handbuch der
Heilpflanzenkunde (Buku-pegangan tentang Ilmu Tumbuhan
Obat-obatan) karangan A.P. Binand. Jadi, dari tahun terbitnya
saja dapat disimpulkan, tumbuhan/tanaman yang dimuat di
dalamnya, termasuk Symphytum ini, jauh sebelum tahun 1934 sudah
dikenal dan dimanfaatkan.
Buku tadi pada halaman 191 memuatpenjelasan tentang comfrey
cukup lengkap.
1 Taksonomi: Keluarga (familia), Boraginaceae. Tumbuhan umum di
Eropa.
Nama: Symphytum officinale L. Nama dalam bahasa Belanda:
Smeerwortel, scheurwortel, sohuurwortel, spekwortel, atau
vetwortel. Nama dalam bahasa Jerman: Beinwell atdu Beinwurzel.
2. Isi zatnya lendir, asparagin, allantoin (garis bawah dari
saya) yalah sebuah zat yang dapat dihablurkan), lalu zat-tepung,
gula, pelbagai garam dan selanjutnya.
3 Yang digunakan: akarnya, dengan nama farmasi Radix consolidae
majoris atau Radix Symphyti officinalis. Tumbuhan ini, akarnya
berisi zat seperti lendir yang tak berbau, agak manis dan
menyebabkan pengurangan/hilangnya rasa sakit nyeri, gatal-gatal.
Nama Yunaninya (Symphytum) menunjukkan sifatnya yang
menyembuhkan dan menyambung kembali jalinan/sel-sel juga nama
Jermannya Beinwurel = akar yang baik untuk tulang) atau
Beinwell (penyambung tulang) menunjukan sifat-sifat baiknya itu.
4 Cara penggunaannya:
A. Sebagai obat dalam. Tehnya (15-20 gram akar dengan « liter
air) bekerja menyembuhkan rasa sakit dan nyeri dan gatal-gatal
di dalam, dan juga dengan sukses digunakan mengobati diare,
radang usus, disentri, berludah darah, menghilangkan lendir
dalam alur pernafasan. Tehnya jika direbus dengan anggur,
berjasa baik dalam mengobati penyakit paru-paru: Menghilangkan
lendir berdarah juga dapat sembuh dengan teh ini. Sebab obat ini
mengurangi batuk dan dengan kuat dapat melepaskan lendir yang
mengganggu pernafasan kita.
B. Sebagai obat-luar. Misalnya: puder (akar kering yang sudah
dijadikan serbuk) bekerja sebagai penghalang pendarahan dan
penyembuh lukanya Dr. Bramwell dan Dr. Macalister telah banyak
membuat percobaan pengobatan dengan menggunakan ekstrak-nya
guna mengobati pelbagai macam pembengkakan karena cidera dan
sebagainya, dengan sukses. Mereka berkesimpulan bahwa zatnya
yang berjasa yalah allantoin itu. Kompresan: decoctum (hasil
rebusan akar = 1 bagian akar kering dengan 10 bagian air, sampai
mendidih selama 5 menit) untuk mengompres bagian yang terluka,
radang tulang, bengkak-bengkak lama, juga bengkak-bengkak di
dada para ibu yang sedang menyusui....
Demikianlah sekedar cukilan/terjemahan dari buku dalam bahasa
Belanda tersebut. Dari sini jelas bahwa khasiat yang
disebut-sebut dalam media-masa akhir-akhir ini pada pokoknya
sama dengan yang termuat dalam buku itu. Ada perbedaan pokok: di
sana akarnya yang dipergunakan, sedangkan di sini daun-daunnya
(tentunya untuk menghemat bibit tanamannya sendiri?).
Bahwasanya sudah ada korban keracunan dan sebagainya justru
mungkin karena daun -- yang mestinya akar (kalau menurut
kebiasaan di Eropa itu). Lagi pula karcna over dosering, tidak
terkontrol. Tidak berbeda seandainya orang menelan 6 tablet
aspirin atau kina sekaligus. Kecuali itu mungkin ada sebab-sebab
iain, sehingga daya-negatif daun-daun kompring ini tampak lebih
menonjol.
Pertama, mungkin isi zat, kadarnya serta perbandingan kadar di
antara sekian zat di dalam daun-daun berbeda dengan yang ada di
dalam akar. Contoh: pada ubi kayu jenis SPP, ubinya tidak baik
untuk dijadikan makanan dengan merebusnya, karena berkadar HCN
tinggi. Tapi daun-daunnya malahan tetap baik sebagai sayuran,
seperti daun ubi kayu jenis lain-lainnya.
Kedua, mungkin varitasnya yang disebarluaskan di sini berlainan
dengan yang biasa digunakan di Eropa, sehingga isi zat,
kadarnya serta perbandingan antara sekian zat itu dapat
berlainan pula. Antara lain bisa berbeda, dalam arti merugikan
sebagai tanaman obat-obatan. Itu meskipun semuanya tetap dalam
takson (menurut Botani) Symphytum officinale L itu.
Padi yang biasa kita tanam, bernama ilmiah Oryza sativa, terdiri
atas sekian ribu varitas. Begitu pula jagung (Zea Mays), mangga
(Mangifera Indica). Kara (roway, kratok), Phaseolus lunatus L,
ternyata terdiri atas sekian puluh varitas pula: sebagian dapat
langsung dimakan buahnya sebagai sayuran, sebagian lagi tidak,
sebab mengandung kadar HCN cukup tinggi sedangkan daun-daunnya
umumnya tidak bisa untuk makanan ternak, karena kadar HCN itu
pula.
R.SOEPRAPTO
Jl. Mugas No. 16,
Semarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini