Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Pemicu kriminalitas

Tanggapan pembaca tentang tindak kejahatan yang bermotif ekonomi. kemiskinan bisa memicu kriminalitas. di kota-kota besar kesenjangan kaya-miskin sangat mencolok. kesenjangan sosial harus dipersempit

5 Maret 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap membaca media massa, kita hampir selalu disuguhi berbagai berita kriminalitas yang mewarnai kehidupan kota besar di Tanah Air. Itu tak berarti di desa tak ditemukan kasus kriminalitas, cuma kuantitasnya jauh lebih kecil ketimbang di kota besar. Hasil penyelidikan mengungkapkan, motif kriminalitas di kota- kota besar pada umumnya adalah kemiskinan. Maksudnya, hal itu terjadi karena impitan ekonomi. Sedikit sekali tindakan kriminalitas yang bermotifkan balas dendam, misalnya. Tak bisa dimungkiri, pada hakikatnya kemiskinan besar peranannya sebagai pemicu kriminalitas. Aristoteles pernah mengatakan, "Kemiskinan menimbulkan kejahatan dan pemberontakan." Juga Plato mengatakan, "Emas manusia adalah sumber dari banyak kejahatan. Dan semakin lebar kesenjangan sosial, semakin merosot penghargaan orang terhadap kesusilaan." Jika dikaji lebih jauh, sebenarnya pendapat kedua ahli pikir itu tak bisa disangkal. Maka, dapat dikatakan, di daerah yang terdapat kesenjangan sosial, di situ secara diam-diam juga terdapat bajingan, tukang copet, tukang jagal, dan pemerkosa agama, yang senantiasa mengancam kehidupan. Fakta mengungkapkan, di kota-kota metropolitan itulah, yang merupakan pusat kesenjangan sosial, frekuensi kriminalitas ter- sebut semakin tinggi. Melihat betapa eratnya kaitan antara kemiskinan dan kriminalitas, maka dalam upaya mencegah, mengurangi, dan menanggulanginya, haruslah masalah kemiskinan yang lebih dulu ditanggulangi. Caranya, antara lain, mempersempit jurang kesenjangan sosial di perkotaan sampai pada batas normal. Pemerataan sosial harus direalisasi dengan segera, dengan menerapkan prinsip pola hidup sederhana, mengembangkan jiwa ke- wiraswastaan, memperluas penyediaan lapangan kerja, khususnya bagi angkatan kerja potensial yang menganggur. Perlu pula di- tingkatkan kesetiakawanan sosial tanpa memandang suku, agama, dan sebagainya.ERWIN, S.H.Jalan W.R. Supratman 49 Kecamatan Lubukpakam I-II Deliserdang, Sumatera Utara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus