Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LANGKAH TikTok Shop mengakuisisi Tokopedia makin mempertegas motif di balik keputusan pemerintah melarang dan kemudian mengizinkan platform dagang daring asal Cina itu beroperasi di Indonesia. Tak hanya menguntungkan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, induk usaha Tokopedia, langkah itu juga mengubah peta persaingan bisnis niaga elektronik (e-commerce) Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GoTo mengumumkan penjualan 75,01 persen saham Tokopedia kepada TikTok Shop senilai Rp 23,3 triliun pada pertengahan Desember 2023. Dengan suntikan dana jumbo itu, Tokopedia bisa lebih leluasa kembali menjalankan sejumlah strateginya untuk bisa bertahan di pasar yang sekarang dikuasai Shopee, perusahaan e-commerce asal Singapura.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Strategi “bakar uang” untuk mendongkrak omzet yang sebelumnya disetop Tokopedia dengan mudah diaktifkan kembali. Pengguna TikTok Shop bisa langsung bertransaksi di Tokopedia. GoTo juga akan mendapat kenaikan pendapatan karena ada kesepakatan TikTok menyetorkan dana 0,4 persen dari total transaksinya dengan Tokopedia.
TikTok Shop yang memiliki layanan belanja langsung (live shop) selama ini menjadi ancaman bagi kelangsungan bisnis platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee.
Di sisi lain, Indonesia merupakan pasar yang gurih. Dalam laporan e-Conomy SEA 2023, Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan nilai transaksi bruto atau gross merchandise value e-commerce di Indonesia 2024 akan mencapai US$ 62 miliar atau sekitar Rp 962,2 triliun. Jumlah pengguna TikTok di Indonesia yang mencapai 106,52 juta, tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat, akan menjadi ceruk pasar besar pangsa TikTok.
Namun pemantik kecurigaan di balik transaksi TikTok-Tokopedia adalah penggunaan tangan pemerintah untuk memuluskan transaksi bisnis itu. Pemerintah secara mendadak melarang TikTok Shop beroperasi di Indonesia pada Oktober 2023 karena menilainya melanggar Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Pemerintah berdalih, dominasi TikTok Shop berpotensi membangkrutkan ratusan ribu pedagang pasar tradisional di seluruh Tanah Air karena gempuran produk murah Cina.
Dalih pemerintah gugur berselang dua bulan, ketika TikTok Shop kembali diizinkan beroperasi setelah menjalin kerja sama dengan Tokopedia. Tutup-buka izin operasi ini yang memantik wasangka adanya konflik kepentingan dalam keputusan pemerintah tersebut mengingat sebagian saham GoTo dimiliki Garibaldi Thohir, kakak kandung Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Selain soal perlindungan terhadap pengusaha kecil dan menengah yang masih belum jelas, transaksi TikTok Shop dengan Tokopedia menyisakan masalah perlindungan data pelanggan. Sejumlah negara Eropa pernah melarang operasi TikTok Shop karena ragu terhadap sistem keamanan data pribadi perusahaan ini. Seharusnya larangan Eropa itu juga menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam mengawasi social commerce ini.
Pengaturan yang jelas sangat diperlukan dalam perniagaan elektronik di dunia maya karena selama ini kasus kebocoran data pribadi dengan pelbagai modus penipuan masih kerap terjadi. Jangan sampai kemudahan bertransaksi lewat media sosial menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kolaborasi Menggeser Dominasi Shopee"