Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

6 Mei 2024 | 11.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Papan nama Gedung BRIN di Jakarta. Foto: Maria Fransisca Lahur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah meteor alias bintang jatuh dikabarkan terlihat melintasi daerah Yogyakarta, Solo, Magelang, dan Semarang, pada Sabtu malam 4 Mei 2024 sekitar pukul 10 malam. Fenomena yang terekam video amatir itu beredar di media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bandung, Thomas Djamaluddin, menduga itu adalah meteor yang berpapasan dengan bumi. “Terbakar pada ketinggian sekitar 80 kilometer sehingga bisa terlihat di beberapa daerah,” ujarnya, Senin 6 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Djamaluddin, benda langit yang terlihat warga pada malam hari itu bukan sampah antariksa. “Sampah antariksa biasanya pecah sehingga objek terbakar tidak tunggal,” kata dia. Dari sebuah rekaman video terlihat sebuah benda melesat dengan cepat di langit malam yang gelap. Benda terang berwarna putih itu juga memancarkan sinar kehijauan lalu lenyap. “Tampaknya habis terbakar di atmosfer, dari video tampak hanya menyala sebentar,” ujarnya.

Djamaluddin mengatakan, meteor itu tidak terkait dengan hujan meteor Eta Aquarids. Alasannya, hujan meteor itu baru akan muncul pada waktu dini hari. “Itu meteor sporadis,” kata dia.

Hal senada diungkapkan penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan Bandung, Avivah Yamani. Menurut dia, meteor yang disebut fireball itu dari sisi waktu kemunculannya bukan bagian dari hujan meteor. “Banyak debu atau objek kecil yang bisa masuk ke atmosfer bumi tanpa harus berasal dari kelompok tertentu, bisa jadi juga berasal dari pecahan asteroid,” ujarnya.

Hujan meteor Eta Aquarius berlangsung sejak 19 April hingga 28 Mei 2024. Berasal dari dari sisa komet Halley, hujan meteor itu akan mencapai waktu maksimum pada Senin, 6 Mei 2024. Kemunculannya di langit yaitu dari rasi bintang Aquarius yang berada di ketinggian arah timur. Menurut Avivah, hujan meteor itu bisa diamati selewat tengah malam sampai mejelang fajar. “Setelah rasi Aquarius terbit pukul 01.21 WIB,” ujarnya. Saat maksimum, pengamat bisa melihat lalu lalang setidaknya 50 meteor yang melesat tiap jamnya yang berkecepatan 66,9 kilometer per detik.

ANWAR SISWADI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus